Dokumen persyaratan beasiswa biasanya beragam untuk setiap beasiswanya. Tapi, banyak juga, lho, beasiswa yang mensyaratkan kamu untuk melampirkan CV (Curriculum Vitae) juga, SoB.
Â
Tapi, kira-kira isinya harus ada apa aja, ya, selain kontak pribadi dan riwayat pendidikan?
Â
Biar bisa lebih terbayang bentuknya, yuk lihat contoh CV beasiswa untuk study abroad dan tips menyusunnya di sini!
Apa Itu CV Beasiswa?
CV (Curriculum Vitae) beasiswa adalah dokumen yang ngebantu kamu show off pencapaianmu ke scholarship committee.
Â
Isinya enggak cuma prestasi akademik, tapi juga kegiatan ekstrakurikuler, pengalaman organisasi, hingga kontribusi kamu ke masyarakat.
Â
Kenapa ini dokumen yang penting banget? Karena, di dunia pendidikan yang makin kompetitif, CV beasiswa yang standout dan relevan bisa membantu kamu mencuri perhatian dari ratusan atau bahkan ribuan kandidat lain, SoB.
Apa Saja Yang Harus Ada di CV Beasiswa?
Dokumen ini harus mampu menonjolkan motivasi belajarmu, potensi akademik, dan kualitas dirimu secara keseluruhan.
Â
Berikut adalah beberapa informasi yang bisa kamu cantumkan di CV beasiswamu. Tapi, jangan lupa untuk disesuaikan kembali dengan relevansi dan kebutuhanmu, ya, SoB!
1. Informasi Kontak Pribadi
Pastikan untuk mencantumkan nama lengkap, Email, nomor telepon, LinkedIn, dan lokasimu.
Â
Ini penting agar pihak pemberi beasiswa bisa dengan mudah menghubungimu.
2. Motivasi atau Objektif Beasiswa
Tuliskan alasan mengapa kamu membutuhkan beasiswa ini dan apa yang ingin kamu capai.
Â
Bagian ini akan menunjukkan passion, tujuan, dan relevansi dirimu dengan program beasiswa yang ditawarkan.
3. Latar Belakang Pendidikan
Jelaskan riwayat pendidikanmu, termasuk nilai/IPK, jurusan (jika sudah pernah menempuh sekolah tinggi), atau pengalaman akademik yang mendukung bidang studi tujuan.
4. Mata Kuliah atau Topik Penelitian Yang Relevan
Jika kamu sudah lulus perguruan tinggi dan ada mata kuliah tertentu atau penelitian yang sudah kamu lakukan, sertakan detailnya untuk menonjolkan keahlianmu di bidang yang relevan.
5. Pengalaman Kerja, Magang, atau Volunteer
Cantumkan pengalaman-pengalaman ini untuk menunjukkan bahwa kamu enggak hanya aktif secara akademik tetapi juga memiliki pengalaman nyata di lapangan.
6. Proyek Relevan
Sebutkan proyek-proyek relevan yang pernah kamu kerjakan beserta posisi atau kontribusimu, seperti sebagai pemimpin tim, anggota, atau lainnya.
Â
Proyek ini bisa berupa tugas akhir, proyek kelompok, atau inisiatif pribadi yang memberikan dampak nyata.
7. Penghargaan dan Prestasi Akademik
Sebutkan penghargaan atau prestasi apa saja yang pernah kamu raih untuk memperkuat kredibilitasmu.
8. Publikasi Ilmiah atau Karya Akademik
Jika kamu memiliki publikasi atau karya ilmiah, ini bisa menjadi nilai tambah yang dalam seleksi beasiswa.
9. Konsep Penelitian (Jika Relevan)
Untuk pelamar S2 atau S3, bisa juga memasukkan konsep penelitian untuk menunjukkan bahwa kamu memiliki rencana akademik yang jelas.
10. Lisensi atau Sertifikasi
Cantumkan lisensi, sertifikasi, atau akreditasi yang pernah kamu dapatkan beserta tanggal penerimaannya. Ini akan menunjukkan kompetensimu di bidang yang relevan.
Â
Struktur ini akan memastikan CV-mu terlihat lengkap, rapi, dan relevan dengan beasiswa yang kamu lamar. Pastikan setiap bagian ditulis dengan jelas, singkat, dan menarik perhatian!
Â
Masih bingung cara menuangkan hal-hal di atas di CV?Â
Ini Dia Berbagai Contoh CV Beasiswanya!
Nah, supaya kamu lebih punya bayangan cara menyusun CV beasiswanya, kamu bisa melihat contoh-contoh ini sebagai referensi!
1. CV Beasiswa Umum
Sumber: Zety
Â
Contoh CV beasiswa ini menunjukkan informasi-informasi apa saja yang bisa kamu masukkan ke dalam CV-mu, SoB.
Â
Dari mulai objective yang bisa disesuaikan kembali dengan beasiswa yang kamu incar, hingga pengalaman, dan prestasi yang menunjukkan keahlianmu.
2. CV Europass
Sumber: ResumeLab
Â
Europass CV adalah format CV standar dari Uni Eropa yang perlu digunakan kalau kamu mau apply beasiswa, universitas, ataupun kerja di negara Eropa, SoB.
Â
Yang unik, di Eropa, CV dan resume itu artinya sama aja, enggak ada bedanya. Format Europass ini dirancang supaya Scholarship Committee dan University Admission Team bisa gampang memahami kualifikasi pelamar dari berbagai negara.
Â
Beasiswa seperti Erasmus Mundus Scholarship dan DAAD Scholarship, biasanya akan meminta format CV dalam bentuk CV Europass.
Â
Untuk template CV, EEAS (European External Action Service) juga memberikan kamu akses ke template-nya di sini.
Â
Kamu juga bisa bikin Europass Profile di situs web-nya, dan kamu tinggal isi data secara online. Sistem mereka akan secara otomatis ngerapiin info yang kamu input menjadi CV dalam format Europass.
Baca Juga Artikel Ini: Catat! 5 Beasiswa Eropa Fully Funded Yang Cocok Untukmu!
3. CV untuk Research Program S2
Sumber: StandOutCV
Â
CV ini dirancang untuk menonjolkan keunggulan dalam penelitian, pencapaian akademik, dan pengalaman profesional. Jadi cocok untuk aplikasi beasiswa pascasarjana atau program riset.
4. CV Chronological
Sumber: Enhancv
Â
Tipe CV chronological ini juga bisa dipakai untuk daftar beasiswa karena formatnya rapi dan gampang dipahami.
Â
Dengan susunan yang diurutkan berdasarkan waktu, kamu bisa nunjukin perkembangan akademik, pengalaman, dan prestasimu secara jelas dan terstruktur.
Â
Intinya, format ini bikin CV-mu terlihat lebih simpel, efektif, namun tetap profesional!
5. CV SISGP Scholarship
Sumber: Svenska Institutet
Â
Nah, kalau kamu tertarik untuk lanjut studi S2 ke Swedia dan mau apply Beasiswa SISGP (Swedish Institute Scholarships for Global Professionals), mereka juga sudah menyediakan template CV-nya, SoB!
Â
CV ini lebih fokus ke menunjukkan latar belakang pendidikan, pengalaman riset (jika ada), publikasi ilmiah, dan penghargaan akademik.
Â
Struktur CV yang rapi ini bisa banget kamu jadikan contoh CV beasiswa, terutama untuk pendaftaran beasiswa lain yang enggak memberikan format khusus.
6. CV Format Harvard
Sumber: LPDP
Â
Nah, format CV yang diberikan oleh Office of Career Services Harvard University Faculty of Arts & Sciences ini juga bisa jadi referensi untuk kamu gunakan saat menyusun CV.
Â
Format ini juga sangat ringkas dan efektif, mencakup informasi pribadu, summary, riwayat pendidikan, dan pengalaman kerja.
Â
Nah, itu dia 6 contoh CV beasiswa yang bisa jadi guide kamu untuk menyusun CV-mu sendiri!
Â
Sama seperti banyak template yang tersebar di berbagai sumber online, ketika menemukan contoh, kamu harus pastikan untuk menyesuaikannya lagi sama relevansi beasiswa ataupun level pendidikanmu, ya, SoB!
Â
Kalau kamu masih bingung cara membuat CV beasiswa dan butuh panduan, terutama untuk anak-anak SMA yang belum pernah bikin CV sebelumnya, jangan khawatir!
Â
Expert Mentor Kobi bisa bantu kamu melalui Mentoring S1 Kobi!
Â
Selain mendapatkan full support selama persiapan study abroad dari mulai profiling diri dan dapetin rekomendasi universitas dan beasiswa, kamu juga bakal dibantu dalam penyusunan dokumen, termasuk CV.
Â
Enggak cuma dibantu menyusun, CV dan dokumenmu yang lain juga akan di-review dan diberi masukan serta rekomendasi, supaya sesuai dengan target beasiswa dan universitas impianmu!
Â
Yuk, cek secara detail full support dari Kobi sebelum kamu terbang study abroad!
Â
8 Tips Menyusun CV Beasiswa
Berbeda dengan CV untuk melamar kerja, kamu harus bisa memastikan CV-mu dapat mencerminkan relevansi, tujuan, dan potensi dirimu yang dicari tim seleksi.
Â
Yuk, simak tips-tips ini supaya CV beasiswamu bisa bersaing dengan kandidat lainnya!
1. Baca Kriteria Beasiswa Dengan Teliti
Tips pertama dan yang harus pertama kali kamu lakukan sebelum membuat CV adalah dengan membaca baik-baik kriteria dan ekspektasi beasiswa incaranmu. SoB.Â
Â
Baca apa sih nilai-nilai yang beasiswa tersebut cari, misalnya leadership, sustainability, atau inovasi. Setelah itu, pastikan CV-mu menggambarkan pengalaman dan prestasi yang mendukung nilai-nilai tersebut.
Â
Dengan memahami apa yang mereka cari, kamu bisa menyusun CV yang enggak hanya informatif, tapi juga relevan dengan misi beasiswanya.
2. Susun CV Secara Rapi dan Mudah Dibaca
CV yang rapi akan nyaman dibaca dan bisa meninggalkan kesan positif. Gunakanlah format yang jelas, seperti urutan kronologis terbalik atau reverse chronological order (pengalaman terbaru di atas).
Â
Lalu buat pembagian yang jelas antara section-nya, kayak pendidikan, pengalaman, keterampilan, dan penghargaan.
Â
Gunakan juga poin-poin yang langsung to the point dan kasih ruang kosong (spasi) biar enggak terlihat padat.
Â
Selain itu, pemilihan font juga penting untuk memastikan CV kamu terlihat profesional dan mudah dibaca. Biasanya, font seperti Times New Roman, Arial, atau Calibri adalah pilihan yang paling aman dan sering digunakan untuk menulis CV.
3. Buat Objective atau Summary Yang Efektif
Ketika menyusun objective atau summary di awal CV beasiswa, pastikan kamu menulisnya dalam satu paragraf singkat yang langsung menjelaskan latar belakangmu, tujuanmu mendapatkan beasiswa, dan rencana kontribusi ke depan.
Â
Contoh:
Â
“An Environmental Engineering Graduate with a 3.9 GPA and research experience in renewable energy technologies. Aspiring to pursue a Master’s Degree in sustainable energy through this scholarship program. Committed to contributing innovative solutions to support Indonesia’s transition to a green economy.“
Â
Dengan format ini, summary atau objective-mu akan terlihat profesional, efektif, dan mudah dipahami tim seleksi.
Baca Juga Artikel Ini: 9 Perbedaan Personal Statement dan Motivation Letter, Harus Tau!
4. Highlight Informasi Yang Relevan
Salah satu kesalahan umum adalah memasukkan semua pengalaman tanpa memilah mana yang sesuai untuk dimasukkan ke dalam CV-mu.
Â
Tim seleksi enggak punya waktu membaca daftar panjang kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan bidang studi atau misi beasiswa.
Â
Contohnya, kalau kamu melamar beasiswa di Bidang Sains, fokuskan CV-mu pada proyek atau pengalaman yang terkait dengan Sains, seperti lomba karya ilmiah, eksperimen di laboratorium, atau volunteer di Program STEM.
Â
Jadi, pilah informasi yang benar-benar mendukung aplikasi kamu, ya, SoB!
5. Perkuat Bagian Pendidikan
Sebatas mencantumkan institusi dan gelar itu kurang menonjolkan kelebihan diri kamu, SoB. Tim seleksi beasiswa tentunya ingin melihat apa yang telah kamu lakukan atau dapatkan dari pendidikan tersebut.
Â
Agar bisa lebih menarik perhatian, kamu bisa menambahkan detail seperti mata kuliah yang relevan, pencapaian IPK, proyek, lomba akademik, atau bahkan judul skripsi.
Â
Informasi tersebut akan memberi gambaran kepada tim seleksi tentang potensi akademikmu dan relevansi dengan bidang studi yang dilamar.
6. Highlight Pengalaman Kerja atau Magang Yang Relevan
Pengalaman kerja atau Magang bisa jadi nilai tambah besar di CV, terutama kalau relevan sama bidang studi atau tujuan beasiswa.
Â
Pengalaman kerja atau magang ini bisa menunjukkan bahwa kamu punya kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu yang dimiliki secara praktis.
Â
Untuk membuatnya lebih impactful, coba highlight keterampilan atau pencapaian spesifik yang sesuai dengan bidang studi tujuan atau misi beasiswa.
7. Soroti Pengalaman Organisasi dan Leadership
Banyak beasiswa yang mencari kandidat yang memiliki kemampuan kepemimpinan, kolaborasi, dan mampu memberikan kontribusi ke komunitas mereka.
Â
Nah, pengalaman organisasi bisa membantu menggambarkan bagaimana kamu mampu bekerja dalam tim, memimpin proyek, atau mengambil inisiatif.
Â
Jangan hanya mencantumkan peranmu, tapi pikirkan juga bagaimana pengalaman tersebut relevan dengan tujuan akademik dan beasiswa yang sedang kamu incar.
8. Cantumkan Penghargaan Yang Relevan
Saat mencantumkan penghargaan, pastikan hanya memasukkan penghargaan yang mendukung aplikasi beasiswamu, ya, SoB!
Â
Pilah penghargaan tersebut berdasarkan relevansi dan tingkatannya, misalnya penghargaan nasional atau internasional lebih baik ditonjolkan daripada penghargaan lokal.
Â
Sebagai contoh, kamu bisa mencantumkan penghargaan olimpiade sain, karya tulis ilmiah, penghargaan presentasi terbaik di konferensi internasional, atau bahkan pendanaan penelitian dari institusi terkemuka.
Dokumen Apa Saja yang Dibutuhkan untuk Kuliah ke Luar Negeri selain CV?
Selain CV yang rapi, kamu juga perlu menyiapkan dokumen pendukung lainnya. Jangan sampai dokumen ini terlewat, karena semuanya penting untuk membuktikan kelayakanmu sebagai calon mahasiswa di universitas luar negeri.
Â
Yuk, kita bahas satu per satu!
1. Ijazah
Ijazah adalah bukti resmi bahwa kamu telah menyelesaikan jenjang pendidikan sebelumnya.
Â
Kalau kamu mau daftar program S1, kamu perlu melampirkan ijazah SMA. Sedangkan untuk S2 atau S3, ijazah dari universitas sebelumnya wajib disiapkan.
Â
Pastikan ijazah sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris oleh penerjemah tersumpah kalau dokumen aslinya berbahasa Indonesia, ya, SoB!
Baca Juga Artikel Ini: Terjemah Tersumpah: 9 Alasan Mereka Penting Buat Study Abroad!
2. Transkrip Akademik
Transkrip akademik adalah daftar nilai yang menunjukkan pencapaianmu selama masa studi. Universitas luar negeri akan menggunakan ini untuk menilai kemampuan akademikmu.
Â
Biasanya syarat pendaftaran universitas luar negeri maupun beasiswa juga punya standar IPK minimum. Jadi, pastikan lagi kalau IPK kamu sesuai dengan syarat yang ditentukan.
Â
Sama seperti ijazah, kalau dokumen ini dalam Bahasa Indonesia, kamu juga harus menerjemahkannya ke bahasa Inggris.
3. Paspor
Paspor adalah identitasmu sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) saat berada di luar negeri.
Â
Sebelum apply universitas luar negeri, pastikan paspormu masih berlaku, ya, SoB. Buat juga salinan atau scan bagian indentitas, yang biasanya perlu kamu lampirkan saat mendaftar.
Â
Kalau belum punya paspor, segera urus pembuatannya supaya proses aplikasi universitas dan beasiswamu enggak terhambat.
4. Sertifikat Kemampuan Bahasa Inggris
Untuk membuktikan bahwa kamu mampu mengikuti pembelajaran dalam Bahasa Inggris, Sertifikat TOEFL, IELTS, PTE, atau Duolingo English Test sering menjadi syarat wajib.
Â
Universitas biasanya menentukan skor minimum yang harus kamu capai. Misalnya, untuk mendaftar ke universitas di Amerika Serikat (AS), kamu perlu skor IELTS 6.0Â – 6.5. Tapi, universitas di Inggris Raya (UK) biasanya meminta skor IELTS di atas 6.5.
5. International Standardized Tests
Beberapa universitas atau program studi tertentu juga meminta hasil tes internasional seperti SAT atau ACT untuk pendaftaran S1, dan GMAT atau GRE untuk mendaftar S2.
Â
Tes-tes tersebut lebih umum kalau kamu mendaftar ke universitas di Negara AS, UK, Australia, Singapura, dan Selandia Baru.
Â
Itulah mengapa kamu harus cek secara teliti apakah universitas tujuanmu meminta dokumen ini dan segera siapkan kalau dibutuhkan, ya!
Mau Study Abroad? Start Persiapan Bareng Kobi!
Kalau mau dapetin LoA (Letter of Acceptance) dari universitas impainmu untuk S1 di luar negeri, artinya kamu enggak bisa leha-leha persiapan, SoB!
Â
Supaya Enggak kewalahan dan lebih termotivasi, Mentoring S1 Kobi bisa bantu kamu dengan action plan yang dibuat khusus sesuai target personalmu.
Â
So, kamu bisa lebih fokus, terstruktur, dan efisien dalam menyiapkan semua dokumen dan persyaratan. Selain itu, kamu juga bakal dapat:
- Bimbingan 1-on-1 sama Expert Mentor, khusus untuk membantu persiapan study abroad-mu;
- Profiling diri kalau kamu perlu bantuan menentukan jurusan, kampus, dan beasiswa yang pas sama passion dan goals-mu;
- Pendampingan penyusunan dokumen seperti CV dan esai supaya sesuai dengan standar yang diminta;
- Proofreading dokumen, supaya rapi dan terpoles;
- Latihan wawancara untuk beasiswa, jadi kamu siap menjawab semua pertanyaan dari pewawancara.
Plus, bundling dengan IELTS Preparation Kobi bakal bantu kamu semakin siap untuk study abroad, lho!
Â
Yuk, jangan tunda-tunda persiapanmu dan dapatkan semua benefit dari Mentoring-nya!
Â
Â
Itu dia contoh CV beasiswa serta tips yang bisa kamu jadikan panduan untuk menyusun CV-mu agar lebih standout dan siap bersaing dengan kandidat lainnya.
Â
Semangat terus dan jangan pernah menyerah untuk mengejar beasiswa impianmu, SoBi!