Dokumen pendaftaran universitas dan beasiswa itu macem-macem, ya, SoB? Ada formulir aplikasi, esai, personal statement, hingga motivation letter.
Nah, kira-kira perbedaan keduanya apa, ya, biar kamu enggak bingung dan salah tulis?
Yuk, bedah sembilan perbedaan personal statement dan motivation letter bareng MinBi di sini, biar kamu lebih siap S1 ke luar negeri!
Apa Itu Personal Statement?
Personal statement biasanya diminta sebagai syarat pendaftaran beasiswa atau universitas di luar negeri, SoB.
Dokumen ini ditujukan untuk menggambarkan dirimu, mengapa kamu memilih jurusan tersebut, minatmu, tujuanmu, dan bagaimana kamu bisa memberikan kontribusi setelah lulus.
Apa Itu Motivation Letter?
Motivation letter adalah surat yang ditujukan kepada komite penerimaan beasiswa ataupun Admission Team universitas.
Di dalam Isinya, kamu bisa menjelaskan alasan mengapa kamu merupakan kandidat yang tepat untuk beasiswa atau program studi yang dituju.
Kamu juga bisa membahas motivasi, tujuan pendidikan, serta bagaimana program tersebut akan mendukung perkembangan karier dan pencapaianmu di masa depan.
Apa Saja Perbedaan Personal Statement dan Motivation Letter?
Sebenarnya perbedaan personal statement dan motivation letter itu apa, sihi? Penasaran? Yuk, langsung cari tau apa aja perbedaannya!
1. Tujuan Penulisannya
Perbedaan personal statement dan motivation letter yang pertama adalah tujuan penulisannya, SoB!
Personal statement ditulis untuk memperkenalkan siapa kamu, dengan menyoroti minat, pengalaman, dan perjalanan hidupmu yang membentuk dirimu.
Tujuan utamanya adalah untuk memberikan gambaran yang positif tentang dirimu sebagai calon mahasiswa kepada universitas tujuanmu.
Sementara motivation letter lebih berfokus pada alasan mengapa kamu adalah kandidat yang ideal untuk jurusan atau beasiswa yang kamu incar.
Tujuannya adalah untuk meyakinkan pihak penerimaan bahwa kamu memiliki motivasi yang jelas dan alasan yang kuat untuk memilih program studi tersebut, serta bagaimana pembelajaran tersebut akan membantu mencapai tujuan masa depanmu.
2. Struktur Tulisan
Perbedaan personal statement dan motivation letter juga terletak dari struktur tulisannya.
Biasanya, struktur personal statement berisi:
- Alasan kenapa kamu memilih bidang studi ini, mulai dari apa yang bikin kamu tertarik, entah dari pengalaman atau minat pribadi;
- Ceritakan studi yang lagi kamu jalani sekarang dan gimana itu relevan dengan bidang tujuanmu;
- Bagikan pengalaman yang mendukung minatmu dan tunjukkan keterampilan yang relevan.
- Tunjukkan passion-mu terhadap bidang studi tujuan;
- Sebutkan tujuan atau kontribusi yang pengen kamu capai setelah lulus.
Sedangkan, struktur motivation letter biasanya lebih ringkas, yaitu:
- Perkenalan diri secara singkat;
- Alasan kenapa kamu mendaftar ke universitas dan jurusan tujuan;
- Penjelasan kenapa kamu cocok untuk jadi mahasiswanya;
- Ketertarikan kamu pada universitas dan jurusan tersebut;
- Penutup singkat sebagai kesimpulan.
By the way, MinBi juga sering share tips menulis personal statement, motivation letter, dan esai di Grup Telegram Kobi, lho!
Bahkan, para awardee beasiswa sering berbagi pengalaman dan tips melalui webinar GRATIS. Menarik banget, kan, SoB? Yuk, join supaya enggak ketinggalan info penting lagi!
3. Panjang Tulisan
Banyak universitas atau beasiswa yang menetapkan aturan mengenai panjang minimal kata sebagai perbedaan personal statement dan motivation letter lainnya.
Tapi, secara umum, personal statement biasanya lebih panjang dan bisa mencapai dua hingga tiga halaman, dibandingkan dengan motivation letter.
Penulisan motivation letter harus lebih singkat dan biasanya hanya satu halaman, karena di sini kamu hanya fokus pada alasan kenapa program atau universitas tersebut adalah pilihan yang tepat untuk masa depan kamu.
Baca Juga Artikel Ini: Intip 5 Persiapan SAT Buat Modal Lolos Kampus Top Dunia!
4. Bentuk Pendahuluan
Biasanya, pendahuluan di personal statement lebih seperti narasi tentang diri kamu. Bisa aja dimulai dengan sebuah kisah pribadi yang menggambarkan motivasi, tantangan, dan perjalanan hidup kamu.
Sementara di motivation letter, pendahuluannya jauh lebih langsung dan to the point. Biasanya dimulai dengan kalimat yang jelas dan singkat tentang program yang kamu tuju dan kenapa kamu tertarik banget sama program itu.
5. Isi Konten
Nah, ini mungkin yang penting juga untuk dipahami, kalau ternyata, Isi konten juga jadi perbedaan personal statement dan motivation letter, SoB!
Personal statement isinya lebih ke cerita tentang diri kamu, latar belakang, pengalaman, dan gimana semua itu akhirnya membuat kamu memilih jurusan yang sekarang.
Beberapa keypoint yang bisa kamu bahas adalah hobi dan minat yang menunjukkan siapa kamu di luar akademik, passion terhadap jurusan tujuanmu, dan keterampilan utama yang relevan.
Sedangkan, motivation letter lebih fokus ke alasan kenapa kamu pilih jurusan atau universitas tersebut. Di sini, kamu perlu jelasin kenapa studi yang akan kamu ambil itu penting buat masa depanmu.
Beberapa poin penting yang bisa dibahas adalah pencapaian akademik yang sudah diraih, ambisi pribadi, tujuan jangka pendek serta panjang yang ingin kamu capai, dan tentunya, kenapa kamu tertarik untuk belajar di program studi yang dipilih.
Masih enggak yakin bisa menulis kedua dokumen tersebut sendiri? Apalagi kamu tahu kalau personal statement sama motivation letter itu harus tersusun rapi supaya lebih stand out.
Tapi, jangan khawatir! Kamu bisa dibantu Expert Mentor di Mentoring S1 Kobi!
Selain bimbingan penyusunan dokumen, Mentor juga bakal bantu melalui proofreading supaya apa yang kamu tulis sesuai dengan standar dan bisa bersaing dengan kandidat lain.
Liat-liat dulu keseluruhan benefit dan full support dari awal sampai akhir persiapannya apa aja, yuk, SoB!
6. Tone atau Cara Penulisan
Nah, soal nada atau tone tulisan, personal statement sering kali lebih introspektif dan reflektif. Kamu menceritakan dirimu dengan cara yang lebih personal.
Cara penulisannya jadi seringkali melibatkan perasaan, terutama saat kamu berbicara tentang perjalanan hidupmu dan tantangan yang pernah dihadapi.
Di sisi lain, motivation letter biasanya punya tone penyampaian yang lebih to the point. Karena, kamu harus meyakinkan tim penerima atau Admission Team bahwa pilihanmu ini udah dipikirkan dengan matang.
Kamu harus bisa jelasin dengan jelas bahwa kamu punya rencana yang jelas dan motivasi yang kuat. Jadi, keseriusanmu dalam menjalani perjalanan akademik dan karier ke depan bisa terlihat.
7. Lihat Masa Lalu vs Lihat Masa Depan
Kalau personal statement lebih fokus ke masa lalu kamu, seperti apa perjalanan dan pembelajaran yang udah kamu lalui, motivation letter justru kebalikannya, SoB!
Motivation letter lebih mengarah ke masa depan. Seperti menjelaskan goals yang pengen kamu capai dengan ilmu dan keterampilan yang didapat melalui program studi pilihan nantinya.
8. Tingkat Spesifikasi
Nah, perbedaan lainnya juga ada di tingkat spesifikasinya, SoB. Maksudnya apa tuh?
Personal statement itu cenderung lebih umum dan bisa digunakan untuk berbagai program atau universitas, karena berfokus pada gambaran umum tentang latar belakang dan pengalamanmu.
Sedangkan, motivation letter harus lebih spesifik dan disesuaikan dengan program studi yang kamu tuju.
9. Hasil Akhir
Tujuan utama dari personal statement adalah memberikan gambaran lengkap tentang siapa kamu, baik sebagai individu maupun calon mahasiswa.
Kamu harus bisa memberikan kesan bahwa kamu lebih dari sekadar data akademik, dan punya pengalaman yang bener-bener berharga yang bisa berkontribusi ke program yang kamu pilih.
Di sisi lain, motivation letter lebih fokus pada tujuan yang lebih spesifik, yaitu meyakinkan pihak universitas atau pemberi beasiswa bahwa kamu adalah kandidat yang tepat.
Kamu harus bisa meyakinkan dengan bukti konkret dan tujuan yang jelas kenapa kesempatan ini penting banget buat masa depan kamu.
Bagaimana Cara Membuat Motivation Letter dan Personal Statement Yang Bagus? Ini 6 Tipsnya!
Mau lanjut studi dan dapetin beasiswa? Artinya, personal statement sama motivation letter kamu harus on point, SoB!
Yuk, simak 6 tips supaya kedua dokumen tersebut bisa lebih kuat dan menarik perhatian!
Tips Membuat Personal Statement
1. Jadi Diri Sendiri
Personal statement itu kesempatan buat kamu menunjukkan siapa dirimu sebenarnya, SoB! Jadi, jangan takut untuk berbagi highlight kehidupanmu yang relevan.
Isinya juga jangan hanya soal prestasi, tapi cantumkan juga tantangan yang pernah dialami dan bagaimana kamu menghadapinya.
2. Tulis Isi Dengan Jujur
Jangan coba-coba jadi orang lain atau melebih-lebihkan fakta, ya!. Kejujuran itu penting banget dalam menulis personal statement!
Tulis isinya dengan jujur, yang benar-benar menggambarkan perjalanan hidup kamu.
Pada kenyataannya, universitas ataupun pemberi beasiswa enggak mencari kandidat yang sempurna, tapi mencari seseorang yang unik dan sesuai dengan apa yang mereka cari.
3. Fokus ke Pengalaman Yang Relevan
Kamu bisa memanfaatkan pengalaman yang berkaitan langsung dengan jurusan yang kamu tuju, entah itu dari kegiatan ekstrakurikuler, kerja paruh waktu, atau proyek-proyek yang pernah dikerjain.
Tapi jangan cuma cerita doang, ya, SoB. Jelasin juga apa yang kamu pelajari dari pengalaman itu dan bagaimana hal tersebut bikin kamu jadi lebih siap atau lebih passionate terhadap jurusan yang kamu pilih.
Ini penting biar pihak universitas atau beasiswa tahu kalau kamu enggak cuma punya pengalaman, tapi juga mendapatkan hasil positif dari pengalaman tersebut.
4. Tunjukkan Perkembangan Diri
Walaupun personal statement lebih banyak bahas pengalaman masa lalu, bukan berarti cuma itu yang penting.
Yang perlu ditekankan adalah gimana pengalaman itu menunjukkan kalau kamu udah berkembang, baik dari sisi keterampilan sosial maupun teknis.
Jadi, ceritakan pengalamanmu sebagai bukti kalau kamu sudah siap menghadapi tantangan di jurusan dan universitas yang kamu pilih.
5. Gunakan Struktur Yang Jelas
Pastikan personal statement kamu punya alur yang jelas dan terstruktur dengan baik!
Mulai dengan pembukaan yang menarik perhatian, lanjutkan dengan isi yang komprehensif, lalu tutup dengan kesimpulan yang mempertegas alasan kamu memilih program tersebut.
Struktur yang jelas akan memudahkan pembaca untuk mengikuti alur tulisan dan memahami poin-poin yang ingin kamu sampaikan.
6. Jangan Bertele-Tele
Meskipun personal statement biasanya lebih panjang, usahakan untuk tetap fokus dan enggak berlebihan.
Pastikan kamu mengikuti batasan kata atau halaman yang ditentukan oleh universitas, beasiswa, atau program yang kamu pilih.
Jangan sampai tulisanmu jadi terlalu panjang dan bertele-tele, ya, SoB! Tapi, jangan terlalu pendek juga sampai kehilangan inti dari poin yang ingin kamu sampaikan.
Baca Juga Artikel Ini: Personal Statement GKS Buat S1: Bedah Struktur dan Contohnya!
Tips Membuat Motivation Letter
1. Jelaskan Tujuan sejak Awal
Mulai dengan langsung to the point aja, SoB. Jelaskan kenapa kamu tertarik sama program atau beasiswa yang kamu pilih.
Apa yang bikin kesempatan ini penting buat kamu? Hindari cerita yang enggak perlu, karena yang dicari adalah alasan kuat kamu kenapa program yang dipilih bisa bantu kamu mencapai goals di masa depan.
2. Hubungkan Tujuan Dengan Program Yang Dipilih
Motivasi memang penting, tapi jangan lupa untuk menunjukkan kenapa program yang kamu pilih itu pas banget dengan tujuan kamu.
Jelasin dengan jelas bagaimana program ini bisa mendukung kamu meraih impian dan bagaimana program ini bisa jadi langkah konkret dalam mencapai tujuan kariermu.
Jangan takut buat tunjukin kalau kamu udah riset tentang program ini, juga, ya, SoB! Karena, hal itu bisa ngebuktiin kalau kamu serius dan paham betul sama apa yang kamu pilih.
3. Tunjukkan Komitmen
Motivation letter itu bukan sekadar menjelaskan apa yang kamu inginkan, tapi lebih pada menunjukkan alasan kenapa kesempatan belajar di jurusan atau mendapatkan beasiswa yang dituju itu penting buat masa depanmu.
Kamu harus bisa meyakinkan pihak universitas atau pemberi beasiswa bahwa keputusan itu diambil dengan penuh keseriusan dan perhitungan.
Wajar kalau ada rasa ragu atau takut. Tapi, saat menulis dokumen ini, kamu harus bisa menunjukkan keyakinan dan kesiapan untuk menghadapi segala tantangan.
4. Buat Singkat, Padat, dan Komprehensif
Motivation letter perlu ditulis singkat, padat, dan langsung ke intinya, tanpa kalimat yang panjang, bertele-tele, atau kurang relevan.
Pastikan setiap kalimat memberikan nilai tambah dan mendukung argumen mengapa kamu layak diterima.
Ringkas, tapi tetap lengkap, jadi kamu bisa menyampaikan alasan dan motivasi yang kuat tanpa membuat pembaca merasa lelah dengan terlalu banyak detail yang enggak perlu.
5. Kenali Kampus atau Beasiswa Yang Kamu Tuju
Agar lebih meyakinkan, penting banget untuk benar-benar mengenal program atau beasiswa yang kamu incar, SoB.
Pelajari seluk-beluknya, mulai dari fokus akademisnya, budaya atau komunitasnya, hingga peluang yang mereka tawarkan. Bayangkan dirimu bisa berkembang di lingkungan tersebut, dan tuliskan gambaran itu di Motivation Letter-mu.
Dengan cara ini, mereka bisa melihat bagaimana kamu akan cocok dan membawa kontribusi positif selama menjadi mahasiswa dan setelah lulus.
Baca Juga Artikel Ini: 20 Universitas Luar Negeri Terbaik 2025 Buat di Asia dan Eropa!
6. Sertakan Penutup Yang Kuat
Pada bagian akhir motivation letter, tegaskan kembali antusiasme dan komitmenmu pada program tersebut.
Sampaikan betapa besar tekadmu untuk berkontribusi dan berkembang melalui kesempatan tersebut, SoB.
Akhiri tulisan dengan penegasan bahwa kamu siap untuk melangkah ke tahap berikutnya. Buatlah pembaca merasa yakin akan kesungguhanmu dan tinggalkan kesan yang positif!
Sudah Yakin Mau S1 di Luar Negeri? Persiapan Dulu Bareng Kobi!
Hati udah teguh mau kuliah S1 ke luar negeri? Artinya, udah saatnya kamu start persiapan dari sekarang, SoB!
“Tapi, aku masih Kelas 10 SMA, MinBi”
Nah, justru the earlier, the better, SoB! Kamu bisa milih ikut Mentoring S1 selama 3 tahun, jadi persiapanmu udah terstruktur dengan personalized action plan sejak Kelas 10 SMA!
Bantuan Mentor juga enggak berhenti disitu, SoB! Kamu bisa dapetin:
- 18x bimbingan 1-on-1 untuk diskusi langsung dengan Mentor;
- Profiling diri buat memastikan jurusan dan universitas yang dipilih klop sama passion dan goals-mu;
- Bimbingan penyusunan dokumen, jadi kamu enggak perlu pusing sendiri;
- Proofreading dokumen, buat memastikan enggak ada yang salah dan terlewat;
- Bisa daftar ke hingga 2 beasiswa per kampus dengan bimbingan Mentor.
Wah, banyak banget manfaatnya, kan, SoB? Nah, biar persiapan kamu makin matang, kamu juga bisa ambil Bundling Mentoring & IELTS Preparation!
Enggak ada yang namanya terlalu awal untuk mulai persiapan, lho!
Makin cepat kamu mulai, makin siap kamu menghadapi semua tantangan, dan jauh dari rasa panik menjelang deadline. Jadi, gak ada alasan buat tunda-tunda, yuk mulai sekarang!
Nah, itu dia sembilan perbedaan personal statement dan motivation letter yang wajib kamu tahu kalau sedang persiapan study abroad!
Semangat untuk kejar mimpi S1 ke luar negerinya, SoBi!