11 Kesalahan Wawancara Beasiswa Luar Negeri, Jangan Lakukan!

kobi education-kesalahan wawancara beasiswa luar negeri-gambar seorang interviewer sedang mewawancarai calon karyawan dengan sedikit senyuman

Saat melamar beasiswa luar negeri, tahap wawancara jadi krusial banget, lho, SoB! Karena tahapan ini menentukan hasil akhir seleksi beasiswa. Makanya, kamu harus menghindari kesalahan wawancara beasiswa luar negeri biar siap total.

 

Nah, karena wawancara beasiswa luar negeri biasanya menggunakan Bahasa Inggris, kamu harus punya kemampuan komunikasi yang bagus. 

 

Tenang… kalau speaking-mu masih kacau, belajar bareng Tutor Kobi aja! Tutor Kobi punya Band IELTS 7.0+ lho! Kegiatan belajar juga full online, jadi kamu bisa latihan dari mana aja, deh!

Mau tahu apa aja kesalahan yang enggak boleh dilakukan saat wawancara beasiswa luar negeri? Yuk, simak informasi lengkapnya!

Deretan Kesalahan Wawancara Beasiswa Luar Negeri

1. Kurang Persiapan

Persiapan diri itu nomor satu. Jangan remehkan wawancara beasiswa, ya, karena tahap ini menjadi penentu akhir.

 

Kalau kurang persiapan, kamu bakal kelihatan grogi dan jawabanmu enggak sesuai. Apalagi kalau ditanya sesuatu yang lumayan berat, kamu bisa bingung karena enggak siap sama sekali.

 

Intinya, persiapkan diri dengan matang. Pelajari soal beasiswa dan kampus yang kamu lamar. Siapkan CV, portofolio, dan alasan-alasan logis kenapa kamu layak dapat beasiswa ini. 

 

Lakukan mockup interview bersama Mentor, rekan, atau keluarga. Kamu juga bisa latihan sendiri di depan cermin, kok.

 

Kalau udah siap banget, kamu bakal kelihatan percaya diri, tenang, dan jawabanmu bakal meyakinkan saat wawancara nanti.

2. Terlambat Saat Wawancara

Jangan sampai terlambat datang wawancara, ya! Lebih baik datang 15–30 menit sebelumnya. 

 

Kalau kamu memang terlambat karena suatu alasan yang enggak bisa dihindari, hubungi pihak penyelenggara secepat mungkin untuk minta maaf dan kasih tahu situasinya. Jangan malah diam-diam telat tanpa kabar, ya!

3. Enggak Mengenal Universitas dan Program Studi

Saat melamar beasiswa di suatu universitas atau program studi tertentu, kamu harus benar-benar memahami dulu profil universitas dan program studinya. 

Misalnya, kamu melamar beasiswa S2 di Jurusan Manajemen Bisnis di University of Cambridge. Nah, kamu harus mengetahui seluk beluk University of Cambridge, seperti profil kampus dan keunggulannya. 


Kemudian, kamu juga harus paham program S2 Manajemen Bisnis, seperti kurikulumnya, apa yang akan dipelajari, dan prospek karier.

4. Enggak Cocok Dengan Tujuan Beasiswa

Setiap beasiswa pasti memiliki tujuan tertentu, kan? Misalnya, untuk mendukung mahasiswa yang ingin jadi peneliti, atau mahasiswa yang tertarik di Bidang Lingkungan Hidup, dan lain-lain.

 

Nah, kalau tujuan kamu sebagai pelamar beasiswa itu enggak sesuai sama tujuan beasiswa yang dilamar, bisa jadi masalah, lho!

 

Misalnya, kamu melamar beasiswa untuk mahasiswa yang berminat di Bidang Energi Terbarukan. Tapi ternyata pas wawancara, kamu enggak bisa jelasin dengan baik cara kamu bakal memanfaatkan beasiswa itu untuk mencapai tujuan di Bidang Energi Terbarukan. 

 

Pihak pewawancara bakal bingung dan berpikir kamu enggak fokus dengan tujuan beasiswa dan kurang minat di Bidang Energi Terbarukan. Ujung-ujungnya malah ditolak karena dianggap enggak cocok.

 

Maka dari itu, pahami tujuan beasiswa yang dilamar. Bicara dengan jelas dan meyakinkan tentang caramu memanfaatkan beasiswa itu untuk mencapai tujuan akademis atau karier sesuai dengan tujuan beasiswanya.

5. Kurang Menjelaskan Rencana Studi

Pewawancara biasanya ingin tahu rencana kamu setelah dapat beasiswa dan kuliah di luar negeri. Mereka ingin tahu, setelah lulus apa yang akan kamu lakukan? Bidang apa yang ingin kamu tekuni? Atau mungkin penelitian apa yang tertarik untuk kamu kerjakan?

 

Nah, kalau kamu cuma jawab sekadarnya atau malah bingung sendiri soal rencana masa depan, bisa jadi nilai minus, lho! Mereka akan ragu untuk kasih beasiswa, karena kelihatan enggak punya tujuan jelas di bidang yang kamu minati. 

 

Sebisa mungkin, jelaskan secara spesifik dan detail terkait rencana studi atau riset kamu. Misalnya, kamu bilang, “Saya tertarik untuk mendalami subjek X karena…. Setelah lulus nanti, saya berencana mengambil karir di bidang Y atau melanjutkan riset tentang Z.

 

Intinya, jelaskan secara spesifik dan terstruktur apa yang ingin kamu capai dan kerjakan setelah mendapatkan beasiswa, ya!

6. Kurang Yakin Dengan Diri Sendiri

Saat wawancara, kamu pasti bakal ditanya banyak hal tentang diri kamu sendiri. Mulai dari latar belakang, pencapaian di kuliah, sampai tujuan dan cita-cita kamu di masa depan. Nah, di sinilah percaya diri itu penting banget!

 

Bicara dengan percaya diri dan yakin saat mempresentasikan diri sendiri di depan pewawancara. Jawab dengan lantang, pasti, dan tegas. Tunjukkan bahwa kamu bangga dengan pencapaian yang sudah kamu raih selama ini. 

 

Jangan ragu-ragu atau minder, ya! Kamu harus yakin kalau kamu layak dan pantas dapat beasiswa tersebut!

7. Kurang Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi non-verbal adalah bahasa tubuh kita selain berbicara. Misalnya, cara duduk, gerakan tangan, kontak mata, dan ekspresi wajah. Nah, kalau kamu kurang komunikasi non-verbal, bisa jadi masalah di wawancara nanti, lho!

 

Coba bayangkan, kamu duduk membungkuk, pandangan kemana-mana, enggak fokus sama pewawancara, dan wajahmu datar. Wah, bisa berabe! 

 

Pewawancara akan berpikir kamu kurang percaya diri, kurang antusias, bahkan kurang minat dengan beasiswa. Maka dari itu, kamu harus jaga komunikasi non-verbal dengan baik, ya!

 

Duduk dengan sikap tegak, tapi santai. Arahkan pandangan mata ke pewawancara saat berbicara. 

 

Anggukan kepala sekali-sekali buat menunjukkan kamu mendengarkan. Ekspresi muka harus sesuai, senyum kalau perlu, tapi jangan ketawa-ketiwi sendiri, ya!

8. Bohong Saat Wawancara

Enggak jujur saat wawancara itu BIG NO, ya, SoBi! Jangan pernah kepikiran buat bohong atau melebih-lebihkan pencapaian sendiri saat wawancara, ya. 

 

Misalnya, bilang juara lomba padahal cuma ikutan, atau mengaku mahir bahasa asing padahal masih belepotan. 

 

Hal itu bahaya banget, lho! Pewawancara bisa mengetahui gelagat bohong kamu dari bahasa tubuh, cara berbicara, atau jawaban yang enggak nyambung. 

 

Apalagi kalau mereka memeriksa dulu data-datamu, lalu ketahuan kamu ngibul saat wawancara. Kredibilitasmu bakal langsung jatuh, Sob!

 

Jadi, enggak usah bohong atau melebih-lebihkan diri sendiri, ya! Akui saja kelebihan dan kekurangan kamu apa adanya. Dengan jujur, kamu bakal kelihatan terpercaya dan pantas dapat beasiswa itu.

9. Terlalu Banyak Bicara

Kesalahan wawancara beasiswa selanjutnya adalah terlalu banyak bicara. 

 

Kadang terlalu bersemangat atau grogi bisa membuat jawaban wawancara kepanjangan dan melantur kemana-mana. Padahal pertanyaannya sederhana, tapi jawabannya bertele-tele.

 

Misalnya, pewawancara bertanya, “Tolong ceritakan sedikit tentang diri Anda.” Nah, kamu malah menjawab dengan curhatan hidup dari jaman bayi sampai kuliah. Tentu pewawancara bakal bingung dan bosan, kan?

 

Jaga fokus dan konsistensi dalam menjawab pertanyaan, ya! Jawab dengan ringkas, padat, dan sesuai apa yang ditanyakan saja. 

 

Kalau jawabanmu terlalu panjang dan melantur, pewawancara bisa kehilangan minat dan fokus, lho! Mereka bisa menilai kamu enggak bisa mengomunikasikan ide dengan baik. Hal itu bisa memengaruhi penilaian mereka nanti.

10. Enggak Memiliki Pertanyaan

Pada sesi akhir wawancara, biasanya pewawancara akan bertanya, “Ada pertanyaan lain?” atau semacamnya. Nah, ini kesempatan kamu buat menunjukkan ketertarikan dan pengetahuan tentang program beasiswa atau universitas yang kamu lamar.

 

Kalau kamu enggak ada pertanyaan sama sekali, pewawancara bisa berpikir kamu enggak antusias dan tertarik dengan program beasiswa mereka. 

 

Lebih baik siapkan minimal 2-3 pertanyaan untuk ditanyakan. Pertanyaan harus menunjukkan bahwa kamu tertarik banget sama beasiswa atau universitas tersebut.

 

Dengan begitu, kamu bakal keliatan antusias, serius, dan sudah mempersiapkan diri dengan baik. Plus, kamu juga bakal dapat informasi tambahan yang mungkin berguna.

11. Kurang Etika Wawancara

Selain mempersiapkan jawaban, kamu juga harus punya etika yang baik selama sesi wawancara berlangsung. Kalau kurang etika, bisa bikin kesan negatif di mata pewawancara, lho!

 

Jaga etika dasar wawancara dengan baik, ya! Dengarkan seksama apa yang disampaikan pewawancara. Kalau ingin memotong pembicaraan atau bertanya, tunggu dengan sabar sampai mendapat giliran.

 

Usahakan kontak mata dan anggukan kepala untuk menunjukkan kamu mendengarkan dengan baik. Terakhir, jangan lupa ucapkan terima kasih setelah sesi wawancara selesai, ya!

 

Nah, itu dia deretan kesalahan wawancara beasiswa luar negeri yang enggak boleh kamu lakukan. Ingat, ya, Sob, wawancara itu jadi panggung terakhir kamu untuk mendapatkan beasiswa kuliah ke luar negeri.

 

Persiapkan dengan matang dan tetap semangat, ya! Semoga berhasil, SoBi!