Home >> Research Proposal >> 10 Langkah Menulis Research Proposal Beasiswa Study Abroad!

10 Langkah Menulis Research Proposal Beasiswa Study Abroad!

Kawan Kobi, stop mikir ribet! MinBi sudah rangkum langkah menulis research proposal yang bikin kamu makin stand out buat abroad!

Share:

kobi education-langkah menulis research proposal-gambar seseorang sedang mengetik sesuatu di laptop dengan kacamata sebagai fokus pandangan di foto berikut

Kawan Kobi, pernah baca syarat research proposal buat daftar beasiswa malah ciut duluan?? Eits, jangan dulu. MinBi bakal bantu kamu paham langkah menulis research proposal dari awal banget. 

 

Kita bahas bareng dari apa itu proposal, gimana cara bikinnya, sampai hal-hal yang sebaiknya kamu hindari biar enggak blunder. Baca terus ya, karena langkah menulis research proposal itu enggak sesusah kelihatannya, kok!

Pengen Study Abroad? Jangan Sampai Lewatkan Dokumen Ini!

Oke Kawan Kobi, jadi menulis research proposal berisi rencana singkat tentang apa yang mau kamu teliti, kenapa itu penting, sama gimana cara kamu ngejalaninnya. 

 

Tujuannya supaya si pemberi beasiswa atau kampus ngerti kalau kamu serius dan punya gambaran jelas tentang riset kamu. 

 

Biasanya sih, research proposal ini dipakai buat daftar beasiswa, daftar kuliah, dan juga jadi panduan kamu selama riset biar enggak asal jalan. 

 

Jadi, walaupun kelihatannya cuma selembar dokumen, ini tuh kunci banget biar kamu bisa lolos beasiswa dan lancar studi!


Tapi tenang, Kawan Kobi. Meskipun awalnya kelihatan ribet, MinBi punya resep rahasia buat kamu: langkah menulis research propisal biar penelitian kamu bukan cuma selesai tapi bisa bikin lebih solid dan powerful.

Biar Reviewer Enggak Skip! Begini Langkah Menulis Research Proposal Yang Proper

Kebayang enggak sih, proposal kamu dibaca setengah terus dilewatin? Biar enggak kejadian, yuk ikutin langkah menulis research proposal yang rapi dan bikin reviewer betah baca!

1. Tentukan Topik Riset Yang Spesifik dan Menarik

Langkah menulis research proposal yang pertama, pastikan kamu punya topik yang enggak cuma menarik buat kamu, tapi juga relevan dan punya urgensi di bidangnya. 

 

Hindari topik yang terlalu umum atau terlalu luas karena bikin riset kamu jadi kabur arahnya.

 

Misalnya, daripada “pendidikan di Indonesia”, kamu bisa spesifikin jadi “pengaruh media sosial terhadap motivasi belajar siswa SMA di Jakarta”. Topik kayak gini lebih jelas, terfokus, dan gampang dikembangkan dalam proposal.

2. Lakukan Studi Literatur Pendahuluan

Sebelum nulis panjang lebar, cari tahu dulu apa aja penelitian yang udah pernah dilakukan terkait topik kamu.

 

Ini penting buat nunjukin bahwa kamu ngerti konteks penelitian dan tahu celah atau gap yang bisa kamu angkat.

 

Misalnya, kalau kamu mau teliti soal Green Marketing, cek dulu jurnal atau riset sebelumnya, lalu lihat bagian mana yang belum banyak dibahas. 

 

Nah, dari situlah kamu bisa bangun argumen kenapa riset kamu penting.

3. Rumusan Masalah Yang Jelas dan Tepat Sasaran

Rumusan masalah adalah inti dari research proposal. Harus jelas, padat, dan langsung menjawab “apa sih masalah utama yang mau kamu selesaikan?”

 

Contohnya, “Mengapa tingkat partisipasi perempuan dalam program pelatihan Digital Marketing masih rendah di kota X?” Kalimat ini udah nunjukin masalah yang spesifik dan bisa dijawab lewat riset.

4. Tulis Tujuan Penelitian Dengan Jelas

Tujuan harus nyambung langsung sama rumusan masalah. Jadi, kalau rumusan masalahnya udah tajam, tujuan pun harus bisa menunjukkan hasil akhir atau kontribusi dari riset kamu.

 

Misalnya, “Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya partisipasi perempuan dalam pelatihan Digital Marketing di kota X.” Tujuan ini langsung menjawab rumusan masalah dan bisa dijadikan dasar saat analisis nanti.

5. Susun Pertanyaan Penelitian (Research Questions)

Pertanyaan penelitian ibarat kompas buat riset kamu, biar enggak melenceng dari jalur. Pertanyaannya harus spesifik dan bisa dijawab lewat metode yang kamu pilih nanti.

 

Contohnya, “Apa saja hambatan utama yang dihadapi perempuan dalam mengikuti pelatihan Digital Marketing di kota X?” atau “Bagaimana peran lembaga pelatihan dalam meningkatkan partisipasi perempuan?” Ini bikin riset kamu lebih fokus.

6. Jelaskan Manfaat dan Signifikansi Penelitian

Di bagian ini, kamu harus bisa “menjual” pentingnya riset kamu. Jelaskan dampak atau kontribusi yang bakal dihasilkan, baik secara praktis maupun teoritis.

 

Misalnya, riset kamu bisa bantu pemerintah bikin program pelatihan yang lebih ramah perempuan. 

 

Atau bisa jadi kontribusi ilmiah buat studi gender dan teknologi. Ini penting banget buat meyakinkan reviewer.

7. Rancang Metode Penelitian Yang Tepat

Metode adalah cara kamu menjawab pertanyaan riset. Pilih metode yang paling sesuai, kalau kamu mau tahu alasan atau motivasi, kualitatif cocok. Kalau mau tahu hubungan antar variabel, bisa pakai kuantitatif.

 

Contohnya, kamu bisa pakai wawancara mendalam untuk eksplorasi pengalaman peserta pelatihan. 

 

Atau kuesioner untuk ngukur seberapa besar pengaruh pelatihan terhadap skill digital mereka. Harus dijelaskan juga teknik analisis datanya ya!

8. Buat Jadwal dan Rencana Kerja (Timeline)

Biar riset kamu kelihatan realistis dan terencana, bikin jadwal kerja yang detail. Tulis kapan kamu mulai studi pustaka, pengumpulan data, analisis, sampai penulisan akhir.

 

Contohnya, bulan 1-2 buat studi literatur, bulan 3-4 wawancara, bulan 5 analisis data, dan bulan 6 penulisan laporan. 

 

Ini bikin proposal kamu keliatan rapi dan double dalam waktu studi yang ditentukan.

9. Tuliskan Daftar Referensi Pendukung

Referensi nunjukin kalau kamu udah baca banyak dan enggak asal ngomong. Gunakan jurnal ilmiah, buku akademik, dan sumber terpercaya buat dukung argumen kamu.

 

Contohnya, kamu bisa nyantumin referensi dari jurnal-jurnal seperti Journal of Marketing, Gender & Society, atau sumber lokal seperti BPS dan Kemendikbud. Pastikan formatnya konsisten, ya!

10. Edit dan Proofread Proposal Secara Teliti

Jangan buru-buru submit! Revisi dulu proposal kamu biar bebas typo, kalimatnya mengalir, dan semua ide tersampaikan dengan jelas. Ini juga nunjukin profesionalisme kamu sebagai calon Awardee.

 

Minta juga feedback dari teman, Dosen, atau Mentor. Kadang kita suka enggak sadar ada bagian yang kurang jelas atau terlalu teknis. Masukan dari orang lain bisa bantu banget buat bikin proposal kamu makin solid!

 

Udah paham cara nulis research proposal yang proper? Follow Kobi Education di Instagram dan join channel Telegram, biar kamu selalu dapet strategi buat siap-siap study abroad!

Jangan Lakukan Kesalahan Ini Jika Tidak Ingin Proposalmu Blunder Dimata Reviewer!

Capek-capek bikin proposal, jangan sampai sia-sia cuma gara-gara hal sepele. Ini dia kesalahan yang wajib Kawan Kobi hindari!

1. Topik Terlalu Umum dan Enggak Fokus

Banyak Kawan Kobi yang masih ngambil topik super luas kayak “Pendidikan di Indonesia”, tapi enggak dijelasin bagian mana yang mau dibahas. Alhasil, pas nulis proposal malah bingung sendiri.

 

Lebih baik kamu ganti jadi “Pengaruh pembelajaran daring terhadap motivasi belajar siswa SMP di daerah 3T selama pandemi.” Nah, topik kayak gini jauh lebih jelas dan terarah buat diteliti.

2. Kurang Riset Literatur Yang Kuat

Masih banyak yang asal ambil referensi dari blog atau berita online. Padahal, kamu harus buktiin kalau kamu udah ngerti betul sama perkembangan riset di topik itu.

 

Kalau kamu mau bahas soal perkembangan startup, ya jangan cuma baca dari media populer aja. 

 

Coba masukin jurnal ilmiah yang kupas model bisnis digital biar argumenmu makin kuat.

3. Rumusan Masalah Enggak Jelas atau Terlalu Umum

Kadang rumusan masalah terlalu ngambang, jadi kayak enggak tahu kamu sebenernya mau jawab pertanyaan apa. Proposalnya pun jadi enggak punya arah.

 

Daripada nulis “Apa pengaruh media sosial terhadap remaja?”, lebih baik kamu tajemin aja kayak gini: “Gimana penggunaan Instagram bisa memengaruhi citra tubuh remaja perempuan usia 15–18 tahun di Jakarta Selatan?”

4. Tujuan Penelitian Enggak Nyambung Sama Masalahnya

Ini yang sering bikin reviewer bingung. Masalahnya ngomongin satu hal, tapi tujuannya malah ke arah lain.

 

Misalnya kamu ngangkat soal rendahnya partisipasi warga dalam program daur ulang, tapi tujuan risetmu malah fokus ke sistem pengelolaan limbah dari pemerintah. Jadinya kayak beda cerita, kan?

5. Metode Penelitian Enggak Relevan

Milih metode itu enggak bisa asal comot, ya. Harus sesuai sama pertanyaan riset dan data yang kamu butuhin.

 

Kamu mau gali pengalaman kerja perempuan di industri teknologi, tapi malah pake survei pilihan ganda. 

 

Padahal yang kamu cari itu cerita personal dan pengalaman mendalam, yang pas tuh metode wawancara atau studi kasus.

6. Bahasa Proposal Terlalu Kaku atau Terlalu Santai

Nulis proposal itu emang perlu rapi dan akademik, tapi jangan sampai bahasanya terlalu kaku atau justru terlalu santuy.

 

Kalau kamu nulis “Ini penting banget biar orang-orang pada tahu,” kesannya terlalu ngobrol. 

 

Tapi kalau kamu kebablasan jadi “Penelitian ini menyoroti aspek multidimensi dalam perspektif holistik lintas disiplin” ya… siapa juga yang kuat bacanya?

7. Enggak Revisi Ulang Sebelum Submit

Sering banget nih, proposal idenya udah bagus, tapi typo dan kalimat muter-muter bikin kesannya kayak belum mateng.

 

Misal ngetik “penelitian” terus-terusan, atau ada paragraf yang ngebahas hal sama berulang-ulang. Padahal kalau disempurnain sedikit aja, proposalnya bisa naik level banget.

 

Biar perjuangan kamu enggak setengah-setengah, MinBi rekomendasiin E-Book IELTS Study Abroad dari Kobi. Semua materi penting udah dirangkum dan tinggal kamu pelajarin!

Dari Nulis Proposal Sampai IELTS? Kobi Temen Setia Perjalananmu ke Study Abroad!

Mudah banget, kan? Dengan langkah menulis yang jelas dan terstruktur, proposal penelitian kamu bisa jadi tiket emas buat kuliah di luar negeri, loh! 

Tapi tunggu dulu, supaya kamu enggak cuma pinter nulis proposal tapi juga lancar banget komunikasi di luar negeri, cobain IELTS Partial Class dari Kobi Education, ya! 

Materinya lengkap, rapi, dan pas banget sesuai kebutuhan kamu. Ada practice test yang bikin kamu makin jago kenal sama tipe soal IELTS Speaking

Ada juga final test yang bakal kasih gambaran seberapa siap kamu, plus personalized feedback yang bakal tunjukin bagian mana yang harus kamu poles biar makin stand out!


Enggak cuman itu, lho! Masih banyak bonus materi dan keuntungan seru yang wajib banget kamu kuasai di IELTS Partial Class!

Bukan cuma mimpi, bareng Kobi, study abroad jadi realita!

Daftar Isi

Daftar Isi

Rekomendasi Artikel
Bingung Persiapan Study Abroad Mulai Dari Mana?

Sini Kobi temenin kamu #KejarBareng kampus dan beasiswa impianmu!

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?

Mau up to date sama artikel terbarunya Kobi? Yuk subscribe sekarang! 👉

Cek privacy policy disini

Daftar Isi

Ingin up to date dengan artikel terbaru Kobi? Yuk subscribe sekarang. 👇

Cek privacy policy disini