Tahu enggak, sih? Thesis bukan jadi tugas akhir wajib buat mahasiswa S2 di luar negeri, lho. Yap! Ada alternatif lain dengan melakukan Project Capstone!
Proyek ini menawarkan cara berbeda untuk menyelesaikan Studi S2, dengan fokus pada penerapan langsung ilmu yang sudah kamu pelajari ke dalam solusi nyata di dunia kerja atau masyarakat.
Mau tahu lebih dalam tentang apa itu Project Capstone, apa bedanya dengan thesis, dan program studi apa saja yang menawarkan opsi ini? Yuk, kita bahas sampai tuntas!
Apa Itu Project Capstone?
Pasti kamu udah familiar dengan yang namanya thesis atau skripsi. Tapi, pernah enggak sih denger istilah Project Capstone? Nah, ternyata, tugas akhir studi kamu juga bisa menggunakan proyek ini, lho, SoB!
Proyek Capstone adalah proyek tugas akhir yang dilakukan di tahun akhir studi, yang fokusnya pada aplikasi langsung dari ilmu dan keterampilan yang sudah dipelajari.
Misalnya, untuk program Public Health, salah satu contoh topik Capstone-nya adalah Improving Access to Mental Health Services in Rural Communities.
Tujuannya adalah untuk menganalisis hambatan dalam akses layanan kesehatan mental di komunitas pedesaan serta mengembangkan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan aksesibilitas layanan tersebut.
Proyek ini biasanya berlangsung selama satu semester atau lebih, tergantung program yang kamu ambil dan bisa dirancang secara mandiri oleh mahasiswa (student-directed) atau dipandu langsung oleh Dosen Pembimbing (faculty-directed).
Nama “Capstone” sendiri diambil dari batu puncak dalam arsitektur yang melambangkan penyelesaian sebuah struktur. Sama seperti itu, Proyek Capstone adalah “puncak” dari studimu dan jadi simbol pencapaian akhir sebelum lulus.
Lalu, apa sih sebenarnya tujuan dari Capstone? Tujuannya adalah untuk menunjukkan kalau kamu benar-benar memahami bidang studi yang sudah kamu pelajari selama masa kuliah, SoB.
Melalui Proyek Capstone, kamu akan menggabungkan teori dengan keterampilan praktis sambil mengasah kemampuan riset, analisis, dan pemecahan masalah.
Hasil akhirnya adalah karya orisinal yang relevan dan berkualitas, yang menjadi bukti nyata bahwa kamu siap menjadi ahli di dunia kerja atau industri sebagai seorang profesional.
Baca Juga Artikel Ini: Catat! 15 Beasiswa S2 Luar Negeri Fully Funded untuk 2024-2025!
5 Tipe Umum Project Capstone untuk Tugas Akhirmu!
Ternyata, Proyek Capstone juga punya berbagai tipe, lho, SoB. Tipe proyeknya ini tergantung bidang studi dan tujuan program. Berikut adalah beberapa tipe umumnya:
- 1.) Penelitian: Cocok untuk kamu yang suka menggali teori atau data secara mendalam, biasanya menghasilkan laporan ilmiah atau riset yang terstruktur;
- 2.) Karya Kreatif: Hasil akhirnya beragam, misalnya seperti desain, media interaktif, karya seni, atau produk inovatif lainnya;
- 3.) Analisis Kebijakan atau Studi Kasus: Menganalisis kebijakan, peraturan, atau studi kasus untuk memahami dampaknya dan memberikan rekomendasi;
- 4.) Proyek Lapangan: Melibatkan praktik langsung di lapangan, seperti pengembangan program, kerja sama dengan komunitas, atau proyek berbasis pengabdian masyarakat;
- 5.) Proyek Kelompok: Biasanya dilakukan kelompok kecil yang kolaborasi untuk menyelesaikan real problems, mulai dari perencanaan hingga presentasi solusinya;
Apa Sih Bedanya Dengan Thesis S2?
Nah, ini, kan yang pasti yang membuat penasaran? Emang bedanya sama skripsi atau thesis S2 itu apa, sih, kalau sebenernya sama-sama jadi tugas akhir sebelum lulus?
1. Tujuan
Perbedaan pertama ada di tujuannya, SoB. Iya, sih, sama-sama sebagai syarat lulus, tapi selain itu, tujuan dibuatnya ada perbedaan, lho.
Skripsi itu dibuat dengan tujuan untuk menghasilkan pengetahuan baru di Bidang Akademik melalui penelitian yang mendalam. Biasanya akan melibatkan analisis data, tinjauan literatur, dan penyajian argumen atau hipotesis yang terstruktur.
Sementara itu, Capstone lebih fokus sama penerapan ilmu untuk memecahkan masalah nyata di dunia kerja atau masyarakat. Jadi, akan integrasi antara teori dan praktik.
2. Cakupan
Skripsi biasanya memiliki cakupan yang lebih luas dan mendalam, SoB. Sebaliknya, proyek capstone cenderung lebih spesifik, dengan fokus pada satu masalah atau proyek tertentu.
proyek ini dibuat untuk memungkinkan mahasiswa menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh selama studi dalam menghadapi tantangan atau memecahkan masalah yang relevan dengan dunia nyata.
3. Format
Format skripsi itu mengikuti struktur akademik tradisional, seperti laporan penelitian lengkap dengan pengantar, metodologi, hasil, dan kesimpulan.
Nah, kalau Project Capstone punya format yang lebih fleksibel. Bentuknya bisa berupa laporan, presentasi, prototipe, portofolio, atau bahkan karya multimedia, tergantung pada kebutuhan proyek.
4. Audiens
Pembuatan skripsi itu umumnya ditujukan untuk audiens akademik, seperti Dosen, Peneliti, dan mahasiswa lainnya. Hasilnya juga lebih akan berkontribusi pada diskursus ilmiah dan penelitian lebih lanjut.
Jika kamu melakukan Project Capstone, audiens bisa lebih luas, seperti profesional industri, pembuat kebijakan, atau masyarakat umum. Karena, fokusnya adalah memberikan solusi praktis yang relevan dengan kebutuhan dunia nyata.
5. Penilaian dan Output Yang Diharapkan
Penilaian skripsi biasanya didasarkan pada kedalaman penelitian, ketepatan metodologi, validitas data, serta kontribusi teoritis atau ilmiah yang dihasilkan.
Fokusnya adalah pada ketelitian akademik dan bagaimana hasil penelitian tersebut menambah wawasan di bidang ilmu tertentu.
Sebaliknya, penilaian Proyek Capstone lebih berfokus pada seberapa efektif dan relevan hasilnya dalam menyelesaikan masalah nyata, serta kemampuan mahasiswa untuk mengintegrasikan teori dan praktik secara menyeluruh.
Baca Juga Artikel Ini: 15+ Beasiswa Akhir Tahun di 2024 Yang Bisa Banget Kamu Kejar!
Sudah Ada di Indonesia? Begini Perbedaannya Dengan Capstone Project di Luar Negeri!
Project capstone, sebagai alternatif tugas akhir yang berfokus pada penerapan ilmu di dunia nyata, sebenarnya sudah mulai diterapkan di beberapa universitas di Indonesia.
Misalnya di Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk beberapa jurusan tertentu.
Proyek ini sering melibatkan kolaborasi dengan perusahaan lokal, komunitas, atau instansi pemerintah untuk menyelesaikan masalah spesifik di Indonesia.
Namun, opsi ini akan kamu temukan lebih banyak jika kuliah di luar negeri sebagai opsi alternatif dari skripsi atau thesis. Plus, mereka punya cakupan yang lebih luas dengan akses ke sumber daya yang lebih besar.
Dimana Saja Project Capstone Diterapkan? Ini Jurusan dan Kampusnya!
Capstone project sebenarnya telah menjadi bagian penting dari kurikulum di banyak universitas di seluruh dunia, SoB.
Apakah kalau kamu study abroad S2 nanti harus menyelesaikan capstone project atau enggak itu bergantung sama kebijakan program studi atau universitas tempatmu belajar.
Ada yang memang enggak mewajibkan sama sekali, ada yang menjadikannya pilihan opsional, dan ada pula yang mewajibkannya hanya untuk jurusan tertentu.
Nah, ini dia beberapa program studi yang umumnya membutuhkan capstone project sebagai bagian dari programnya:
- Akuntansi;
- Administrasi Bisnis;
- Kebijakan Publik;
- Ilmu Komunikasi;
- Pendidikan;
- Teknik;
- Manajemen Sumber Daya Manusia;
- Teknologi Informasi;
- Administrasi Publik;
- Kesehatan Masyarakat.
Gimana, ada kah salah satu program studinya yang lagi kamu siapkan untuk apply S2 di universitas impianmu, SoB? Atau masih belum yakin mau pilih program studi apa?
Tenang, kamu bisa dibantu memilih program studi dan universitas lewat program Mentoring Kobi, lho!
Enggak cuma di awal proses, kamu juga bisa konsultasi langsung sama Expert Mentor Kobi untuk cek syarat, siapin dokumen, sampai akhirnya submit aplikasi S2-mu.
Nah, kalau kamu penasaran dan tertarik buat melakukan Capstone Project sebagai tugas akhirmu, ada lima universitas top dunia yang menawarkan projek ini di jurusan unggulan mereka!
1. University of Cambridge
Peringkat #5 di Dunia
Sebagai salah satu universitas terbaik kelima di dunia, University of Cambridge menawarkan Capstone Project yang dirancang untuk mengintegrasikan teori dan praktik melalui kolaborasi dengan organisasi nyata.
Salah satu program Master yang menawarkannya sebagai tugas akhir adalah MPhil in Technology Policy.
Nantinya, kamu akan bekerja dalam kelompok yang terdiri dari tiga orang atau lebih untuk menyelesaikan proyek akhir dengan organisasi publik atau swasta yang berfokus pada teknologi.
Proyek ini mencakup laporan sepanjang 12.000 kata di bawah pengawasan fakultas, yang kemudian akan kamu presentasikan hasilnya kepada organisasi klien yang feedback-nya juga akan dipertimbangkan sebagai penilaian.
2. National University of Singapore (NUS)
Peringkat #8 di Dunia
Sebagai universitas terbaik di Asia, NUS dikenal dengan keunggulannya dalam penelitian dan inovasi, serta koneksi erat dengan Industri Teknologi dan Bisnis.
Contoh program magister di NUS yang menawarkan proyek capstone ini untuk memperkuat kemampuan praktis mahasiswa sebagai tugas akhir, antara lain:
- Master of Public Health: Proyek ini berfokus pada penyelesaian masalah kesehatan masyarakat di tingkat regional. Mahasiswa bekerja sama dengan komunitas atau organisasi untuk merancang dan mengimplementasikan solusi berbasis data dan kebijakan kesehatan;
- Master of Data Science: Mahasiswa mengerjakan proyek analisis data besar dengan penerapan langsung di sektor-sektor penting, seperti Teknologi, Keuangan, dan Kesehatan.
Kalau kamu mau lanjut studi di NUS, pastikan skor IELTS-mu udah memenuhi syarat, ya, SoB! Biasanya kamu perlu skor minimal 6.5 – 7.0.
Nah, biar makin siap dan pede untuk apply S2 di universitas terbaik Singapura ini, boost dulu skor kamu dengan bantuan Expert Tutor selama 2–3 bulan di IELTS Master Class, yuk!
3. University of Melbourne
Peringkat #13 di Dunia
University of Melbourne adalah universitas terbaik di Australia. Kampus ini menawarkan beberapa program master yang mengintegrasikan Capstone Project. Yuk, cek dua diantaranya!
- Master of Tertiary Education: Proyek ini berfokus pada pemecahan masalah kebijakan atau manajemen nyata di sektor pendidikan tinggi. Mahasiswa menghasilkan laporan 10.000 kata yang dapat menjadi laporan kerja atau artikel jurnal;
- Master of Engineering (ME): Mahasiswa bekerja dalam tim dua hingga 4 orang untuk menyelesaikan proyek teknik dari daftar yang tersedia, untuk mengatasi tantangan teknis dan menerapkan solusi inovatif.
Baca Juga Artikel Ini: Visa Pelajar Australia: Info Lengkap Proses Sampai Syaratnya!
Buat Kontribusi Nyata Dengan Project Capstone!
Project Capstone sebagai alternatif tesis S2 memberikan peluang untuk menerapkan ilmu yang sudah dipelajari sebagai solusi nyata untuk masalah di industri atau masyarakat.
Proyek ini memungkinkan kamu, sebagai mahasiswa internasional, untuk mengintegrasikan teori dengan praktik, menjadikannya pengalaman belajar yang relevan dan aplikatif.
Baik ketika kembali ke Indonesia maupun melanjutkan karier di luar negeri, proyek ini akan membekali kamu dengan keterampilan praktis, kemampuan berpikir kritis, dan keahlian menciptakan solusi inovatif.
Kobi Siap Jadi Support System Kamu untuk S2 ke Luar Negeri!
Banyak banget pengalaman seru dan manfaat menarik yang bikin mahasiswa internasional, termasuk dari Indonesia, tertarik untuk melanjutkan studi S2 di luar negeri, SoB.
Kalau kamu salah satu yang ingin wujudkan mimpi study abroad buat S2, yuk, mulai persiapan! New year, new me, new strategy!
Pastikan kamu juga punya support system buat bantu persiapan, ya, SoB. Kayak Expert Mentor Kobi yang siap nemenin kamu selama persiapan lewat Mentoring Kobi!
Selain ditemenin untuk setiap langkah persiapannya, kamu juga bakal bisa merasakan manfaat fasilitas-fasilitas ini:
- Profiling diri, untuk dibantu nentuin kampus dan jurusan yang sesuai dengan passion, minat, dan goals-mu;
- Customized materials, jadi materi Mentoring bakal sesuai sama kebutuhan persiapan study abroad-mul
- Personalized action plan, yang dirancang langsung sesuai sama goals-mu dari awal persiapan, sampai waktunya apply;
- Proofreading dokumen supaya semua dokumenmu sesuai standar dan terhindar dari grammar error.
Jadi, yuk, supaya enggak pusing sendiri, lebih baik punya support system yang bisa membantumu siapin semua kebutuhan S2 ke luar negeri!