Punya mimpi study abroad, tapi enggak tahu harus mulai persiapan dari mana? Pstt… sini MinBi bisikin tips persiapan beasiswa luar negeri, biar kamu enggak bingung lagi!
Study abroad itu butuh effort besar, lho! Persiapannya enggak cukup waktu seminggu dua minggu aja, apalagi kalau kamu daftar beasiswa juga.
Nah, biar persiapanmu enggak asal-asalan plus semakin terarah, simak informasi berikut ini, yuk!
Kesalahan Yang Enggak Boleh Dilakukan Saat Persiapan Beasiswa Luar Negeri!
1. Enggak Punya Visi Misi
Sebelum jauh-jauh mempersiapkan berkas persyaratan, pastikan kamu udah tahu apa visi misi daftar beasiswa dan alasan study abroad. Visi misi yang jelas tentu akan memudahkanmu dalam mempromosikan diri ke Penyeleksi.
Jangan asal daftar karena cuma mau kelihatan keren aja, ya!
2. Enggak Riset Jurusan dan Kampus Tujuan
Yap! Riset jurusan dan kampus tujuan juga penting, lho!
Kamu perlu memastikan bahwa jurusan pilihanmu sesuai dengan minat serta tujuan kariermu.
Jangan sampai sudah jauh-jauh ke negeri orang, tapi ternyata di tengah jalan kamu ngerasa salah jurusannya.
3. Dokumen Asal-Asalan
Dokumen yang kamu submit itu menunjukkan cerminan dirimu, lho!
Kalau dokumennya dibuat asal-asalan, bisa-bisa pihak pemberi beasiswa meragukan kejujuran dan kredibilitasmu. Ingat, kejujuran itu penting banget di dunia akademis.
Dokumen asal-asalan juga bikin kamu auto ditolak penyeleksi, lho!
Jadi, persiapkan semua dokumen pendukung dengan baik, ya!
4. Menunda-Nunda Persiapan
Jangan menunda-nunda, ya!
Mulai dari riset beasiswa, menyiapkan dokumen, sampai belajar untuk Tes TOEFL atau IELTS itu butuh waktu. Kasih waktu minimal 2-3 bulan sebelum pembukaan pendaftaran buat mempersiapkan semuanya.
Jadi, lebih baik mulai secepat mungkin.
Tips Persiapan Beasiswa Luar Negeri! Siap-Siap Jadi The Next Awardee!
1. Pahami Diri Sendiri
Ingat, jangan mulai persiapan study abroad sebelum memahami dirimu sendiri.
“Lho, apa hubungannya?“
Pertama, kamu harus paham kalau daftar beasiswa itu enggak semudah bikin mie instan. Enggak cuma sekadar isi data diri terus selesai. Banyak langkah-langkah yang harus dilakukan.
Jadi, kamu harus mengukur kemampuan diri sendiri. Kira-kira alasan kuat apa yang menjadi dasarmu butuh study abroad?
Ini menjadi landasan agar dirimu tahan banting menghadapi semua proses pendaftaran. Kamu bakal lebih semangat mengejar scholarship karena udah tahu apa yang dirimu mau.
“Gimana cara memahami diriku sendiri?”
Coba mulai dari tiga pertanyaan ini:
- Apa Passion-ku? – Kesukaan, minat, bakat;
- Apa Yang Aku Miliki? – Skill, kemampuan bahasa, pendidikan, pengalaman hidup paling berharga, kelebihan, kekurangan;
- Apa Tujuan Hidupku? – Cita-cita, harapan, masalah yang ingin diselesaikan.
Masih kesulitan menjawab pertanyaannya? Coba berdiskusi sama orang lain, seperti Mentor, teman, orang tua, atau Psikolog.
Ikut Tes Psikologi kayak MBTI juga bisa membantu mengenal kepribadianmu, lho. Lebih bagus lagi buat mind mapping tentang “Siapa aku?”.
Melalui cara ini, kamu bakal lebih kenal sama diri sendiri, bahkan menemukan sesuatu hal tersembunyi dalam dirimu.
Lebih siap, deh, buat daftar beasiswa!
2. Pilih Jurusan dan Kampus
Nah, kalau udah mengenal diri sendiri, memilih jurusan dan kampus tempatmu berkuliah juga jadi lebih mudah.
Kamu bisa mulai dari pertanyaan: Bidang studi apa yang mau aku pelajari?
Balik lagi ke bagian memahami diri sendiri, ketahui latar belakang pendidikanmu, passion, impian, serta karier.
Misalnya, kamu lulusan S1 Psikologi. Waktu membuat skripsi, kamu mengambil topik psikologi perkembangan anak. Jadi, kamu memutuskan ingin melanjutkan studi di Bidang Psikologi Klinis atau Psikoterapi.
Nah, kalau udah tahu arah studimu, sekarang kita riset jurusan dan kampusnya, yuk!
Ikuti tips berikut ini:
- Cek Ranking Jurusan dan Universitas – Cari di situs-situs pemeringkatan universitas, seperti Times Higher Education World University Rankings dan QS World University Rankings;
- Cek Mata Kuliah – Ketik nama jurusan dan universitas di kolom pencarian Google. Biasanya akan langsung diarahkan ke laman resmi universitas tujuan. Periksa apa mata kuliah yang kamu inginkan tersedia. Kalau iya, lihat tanggal dan syarat pendaftarannya;
- Hubungi Profesor/Supervisor – Ini berlaku kalau kamu mau Studi S2. Beberapa scholarship mensyaratkan korespondensi atau LoA dari pihak kampus. Nah, kamu bisa menemukan kontak Profesor dari laman resmi universitas atau publikasi ilmiah mereka di jurnal online;
- Pertimbangkan Lokasi – Bukan cuma akademis, alasan personal seperti pemilihan lokasi juga wajib dipertimbangkan, lho! Misalnya, apakah universitas tujuanmu jauh dari pusat kota, kelengkapan sarana prasarana, serta kehidupan masyarakat di sana.
3. Cari Informasi Beasiswa
Sebelum riset, kamu harus tahu kalau jenis scholarship itu ada dua, yaitu:
- Fully Funded – Beasiswa penuh, mencakup seluruh kebutuhan studi, seperti biaya kuliah, biaya hidup, transportasi, pengurusan visa, dan lain-lain. Misalnya Australia Awards Scholarship, Global Korea Scholarship, serta MEXT Scholarship;
- Partial – Beasiswa sebagian, hanya membiayai separuh dari seluruh keperluan studi. Misalnya, Eiffel Excellence Scholarship dan Government of Ireland Postgraduate Scholarship Programme (GO-PSP).
Beasiswa fully funded memang menawarkan fasilitas lengkap, tapi persaingannya ketat. Sebaliknya, beasiswa partial enggak begitu kompetitif, tapi kamu harus mencari pendanaan lain buat menutupi kebutuhan lain yang belum didanai.
Nah, kalau udah menentukan jenisnya, saatnya menargetkan beasiswa incaran.
Pertama-tama, pastikan kampus dan jurusan impianmu masuk list didanai beasiswa.
Kalau sudah ketemu, kulik lebih dalam beasiswa incaran di laman resminya. Kepoin semua syarat-syarat, benefit, sampai ketentuannya.
Kemudian, cari cerita pengalaman dari para Awardee sebelumnya. Coba ikut seminar atau webinar dari para Awardee. Tanya-tanya ke mereka terkait hal-hal yang belum kamu pahami.
Tapi… daftar beasiswa atau kampus dulu, ya?
Kembali lagi ke persyaratannya. Kalau syaratnya ada letter of acceptance (LoA), kamu wajib daftar kampus dulu. Tapi, kalau enggak ada, bisa daftar beasiswa dulu.
4. Cari Mentor
Yap! Persiapanmu bakal lebih terarah kalau punya Mentor atau pembimbing.
Mentor bisa membantumu dalam pengambilan keputusan, memberikan masukan, serta tips and trick dari pengalaman mereka sendiri.
Jadi, pastikan kamu memilih Mentor berpengalaman dalam apply beasiswa, ya!
Caranya? Cari kenalan dari orang-orang yang kamu temui, baik dari organisasi, tempat kuliah, atau seminar study abroad.
Belum ketemu? Coba hubungi Awardee beasiswa incaran. Perkenalkan diri dan persiapan yang sudah dirimu lakukan.
Kemudian, tanya apakah mereka bersedia menjadi Mentor. Pakai bahasa sopan, ya!
Masih belum ketemu? Ikut Program Mentorship terpercaya, seperti Indonesia Mengglobal atau Kobi Education.
5. Ikut Tes IELTS/TOEFL
Kuliah ke luar negeri berarti kamu harus menguasai Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.
Nah, hampir semua beasiswa mensyaratkan skor Tes IELTS (International Language Testing System) atau TOEFL (Test of English as a Foreign Language) sebagai bukti kemampuanmu berbahasa Inggris.
Jadi, atur strategi tes bahasa dulu sebelum menyiapkan dokumen persyaratan lain.
Lihat lagi persyaratan beasiswa incaranmu. Berapa skor minimal IELTS/TOEFL yang mereka butuhkan?
Buat mencapai minimal skor, persiapannya enggak cukup satu sampai dua minggu. Minimal kamu harus belajar IELTS sebulan sebelum pelaksanaan tes.
Don’t worry! Ikuti tips ini biar lebih siap:
- Buat Jadwal Belajar – Sisihkan 2-3 jam setiap hari buat belajar IELTS/TOEFL. Atur jadwal masing-masing section per minggu. Misalnya, minggu pertama belajar listening, minggu kedua belajar reading, minggu ketiga latihan writing, minggu keempat kuasai speaking;
- Kuasai Grammar – Pelajari dasar Bahasa Inggris, terutama grammar yang sering keluar dalam Writing dan Speaking Test;
- Gunakan Bahasa Inggris Dalam Kehidupan Sehari-hari – Tonton film berbahasa Inggris, dengar podcast Bahasa Inggris, atau balas pesan dalam Bahasa Inggris;
- Lakukan Simulasi atau Tes Prediksi – Biar enggak kaget waktu tes official, atur sesi latihan menyerupai sesi Tes IELTS/TOEFL sebenarnya.
6. Bikin CV Ciamik
CV (curriculum vitae) enggak cuma buat kerja aja, lho! Pendaftaran beasiswa juga seringkali mensyaratkan CV akademik.
Bagian-bagian di CV akademik, meliputi informasi data diri, riwayat pendidikan, pengalaman-pengalaman relevan dengan jurusan pilihan, penghargaan, pencapaian, keterampilan tambahan, serta minat studi.
Biar CV-mu makin ciamik, lakukan hal-hal berikut ini:
- Pilah pilih informasi relevan dan memang dibutuhkan;
- Kasih penjelasan singkat dari poin-poin tertentu dalam CV;
- Berikan skala berupa angka atau persentase pada pencapaian tertentu;
- Batasi panjang CV sekitar 1-2 halaman;
- Gunakan bold untuk judul dan subjudul, serta highlight kata kunci menggunakan italic;
- Gunakan font mudah dibaca, misalnya Times New Roman atau Arial ukuran 11pt;
- Lakukan revisi dengan membaca kembali CV;
- Simpan file CV dalam format PDF.
7. Menulis Esai Yang Memukau
Esai menunjukkan kualitas pemahamanmu tentang jurusan, universitas, beasiswa, serta negara tujuanmu.
Kamu akan diminta menceritakan diri serta menjawab pertanyaan-pertanyaan topik tertentu dalam esai. Misalnya, LPDP mensyaratkan esai pelamar menyebutkan kontribusi yang akan dilakukan setelah lulus kuliah.
Tapi, jangan kebalik antara CV dan esai, ya! Kamu enggak boleh mengulang apa yang sudah ditulis dalam CV.
Nah, esai dalam pendaftaran beasiswa itu bentuknya bermacam-macam, seperti motivation letter, personal statement, study plan, dan statement of purpose.
Biar lebih mudah menulis esai, gunakan rumus ini:
Past + Present + Future = Esai
- Past – Riwayat studi, pengalaman pribadi relevan, pengalaman kerja, prestasi;
- Present – Kegiatan yang sedang ditekuni, keunikanmu yang relevan dengan pilihan program studi;
- Future – Rencana jangka pendek dan jangka panjang.
Selain itu, kamu bisa menyusun kerangka tulisan menggunakan metode, seperti Piramida Terbalik, STAR (Situation, Task, Action, Result), atau AREL (Argument, Reasoning, Evidence/Example, Link Back).
Atur waktu minimal 1 bulan untuk menulis esai. Selesai menulis, minta bantuan Proofreader atau Mentor untuk memeriksa esaimu.
8. Minta Surat Rekomendasi
Surat rekomendasi seringkali bikin beban karena harus minta orang lain membuatkan. Tapi, semuanya bisa jadi mudah kalau kamu ikuti tips-tips ini:
- Cek ketentuan jumlah dan tipe pemberi rekomendasi. Biasanya, pihak beasiswa meminta surat rekomendasi dari akademik (Dosen atau Profesor) atau non-akademik (atasan kerja, tokoh masyarakat);
- Beri tahu referee jauh-jauh hari. Jangan mendadak;
- Kirim CV terbaru ke referee agar mereka punya dasar membuat surat rekomendasi;
- Berikan contoh atau template surat rekomendasi yang diperlukan.
Atur Persiapan Beasiswa Luar Negeri Bareng Ini Buku Strategi by Kobi Education
Sebagai Scholarship Hunter pemula, pasti kamu bingung harus daftar beasiswa apa, mulai persiapan dari mana, dan harus ngapain aja.
Belum lagi harus cicil persyaratan dokumen beasiswa yang seabrek itu. Tapi, kamu terlalu sibuk buat cari-cari informasi tentang persiapan beasiswa.
Tenang… MinBi udah siapin solusi biar kamu enggak galau lagi!
Kamu bisa baca Ini Buku Strategi by Kobi Education!
Buku ini merangkum semua jawabanmu tentang study abroad, mulai dari:
- Step by step kuliah ke luar negeri dari nol;
- 17+ informasi lengkap beasiswa favorit dari berbagai negara;
- Tips memilih kampus dan jurusan yang tepat;
- Strategi menulis CV, esai, dan surat rekomendasi plus contohnya;
- Bonus link penting dan mind map persiapan beasiswa.
Jadi serasa punya Mentor pribadi!
Mau tahu info lebih lanjut? Kepoin di tautan ini sekarang, yuk!
Nah, itu dia tips persiapan beasiswa luar negeri yang bisa kamu terapkan. Udah ada rencana mau daftar beasiswa apa, nih?
Yuk, semangat buat kejar persiapannya! Manifesting tahun depan bisa jadi the next Awardee. Semoga berhasil meraih impianmu, SoBi!