Baru mau kirim Email ke calon Profesor atau sudah mengirim tapi belum juga direspon? Mungkin email kamu masih belum tepat, Sob! Sini-sini, MinBi mau kasih cara Email Profesor luar negeri yang bisa kamu coba!
Bagi yang ingin mengambil Studi Master by Research atau Ph.D, salah satu tahapan penting adalah mendapatkan Profesor yang bersedia menjadi Supervisor penelitianmu.
Nah, untuk mencapai itu, kamu perlu tahu cara mengirim Email yang efektif ke Profesor incaranmu. Ikuti langkah-langkahnya di artikel ini, yuk!
Bagaimana Cara Mencari Kontak Calon Profesor?
Sebagai langkah pertama, tentu kamu harus mencari calon profesor yang sesuai dengan minat penelitianmu.
Jadi asal enggak asal kirim email, ya, SoB! Kamu harus tahu dulu profesor yang akan kamu reach out sesuai dengan topik penelitian yang akan kamu ambil atau enggak.
Gini caranya:
1. Perbanyak Membaca Publikasi di Bidang Yang Kamu Minati
Gunakan situs pencarian publikasi, seperti Google Scholar, Scopus, dan Elsevier.
Semakin banyak publikasi yang dibaca, semakin cepat pula kamu menemukan kontak Profesor yang relevan dan bisa kamu hubungi.
Soalnya, setiap publikasi umumnya mencantumkan afiliasi dan alamat Email Profesor.
2. Menggunakan Fitur Mesin Pencari di Situs Web Resmi Universitas
Beberapa universitas menyediakan akses untuk mencari expert, seperti dosen atau grup riset di sana.
Manfaatkan fitur seperti find expert, expertise search, find Supervisor, find profile, find research, Academic Staff, dan sebagainya. Cari bidang ilmu yang ingin kamu pelajari.
3. Menggunakan Google untuk Menemukan Profesor
Caranya mudah, kamu hanya perlu menuliskan kata kunci “find expert” diikuti dengan nama universitas/negara atau bidang ilmu/topik risetnya.
Selanjutnya, kamu tinggal masuk ke situs yang ditampilkan dan mencari calon Profesormu.
Sudah dapat?
Catat dulu kontak Profesornya sebelum kita cari tahu lebih lanjut, ya.
Baca Juga Artikel Ini: Metode STAR Essay: Rahasia Menulis untuk Beasiswa Impian!
Cara Email Profesor Luar Negeri Yang Harus Kamu Tau!
1. Riset Informasi Mengenai Calon Supervisor
Ibarat detektif, cari sebanyak mungkin informasi tentang Profesor yang akan kamu hubungi, seperti ketertarikan riset, publikasi ilmiah, atau aktivitas riset yang sedang beliau tekuni.
Informasi ini akan menjadi bekal buat kamu menarik atensinya. Tunjukkan sikap tertarik pada karya-karya akademis yang pernah ia kerjakan.
Dengan begitu, sang Profesor akan merasa dihargai dan lebih terbuka untuk mempertimbangkanmu sebagai calon mahasiswa bimbingannya.
2. Kirim Email Perkenalan
Setelah riset calon Supervisor selesai, saatnya kirim email perkenalan untuk menyampaikan keinginanmu menjadi mahasiswa bimbingannya.
Buatlah Email yang singkat, padat, dan to-the-point. Sertakan pula CV dan proposal riset kamu sebagai bahan pertimbangan.
Tapi, sebelum menyertakan CV, pastikan CV kamu udah bebas dari kesalahan grammar, ejaan, atau strukturisasi kalimatnya, ya!
Belum cukup yakin sama CV kamu sendiri? Sini-sini serahkan ke Kobi!
Proofreader Kobi siap membantu menyulap CV kamu agar bebas dari kesalahan grammar, pemilihan kata, bahkan menyesuaikannya dengan universitas atau beasiswa incaranmu.
Jika CV dan proposal sudah siap dan matang, barulah kamu bisa mengirimkan Email perkenalan ke calon Supervisor.
Butuh referensi? Kamu bisa ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) contoh ini:
Do’s & Don'ts Kirim Email ke Profesor
Do’s | Don’ts |
Kirim Email di Prime Time – Jam kerja biasanya 08.00 – 17.00 waktu setempat. Perhatikan perbedaan waktu Indonesia dengan negara calon profesor | Asal Kirim Tanpa Perkenalan Tanpa Tahu Identitas Pengirim – Bisa jadi calon Profesor enggak akan merespon Email yang kamu kirim |
Perkenalkan Diri – ceritakan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja | Lupa Menyertakan CV atau Proposal Riset – Dua dokumen ini untuk menentukan kecocokan kamu dengan Profesor |
Riset Calon Profesor – Cari tahu minat penelitiannya yang sesuai dengan minat kamu dan kembangkan dalam proposal riset | Kalimat Enggak Terstruktur dan Terlalu to the Point – Terkesan memaksa dan enggak rapi |
Baca Juga Artikel Ini: Proofreading Esai Beasiswa: Mengapa Perlu untuk Dilakukan?
3. Menghadiri Meeting Virtual bersama Profesor (Jika Diperlukan)
Kalau Profesor tertarik sama profil dan proposal kamu, kemungkinan besar mereka akan mengajak kamu berdiskusi virtual menggunakan Zoom, Google Meet, atau Skype.
Nah, di pertemuan ini, kamu bisa diskusi lebih dalam tentang minat riset kamu, bertanya tentang proyek yang sedang dikerjakan Profesor, bahkan mendiskusikan ide penelitian bersama-sama.
Pertemuan ini jadi ajang untuk menunjukkan passion dan kemampuanmu. Buat profesor semakin terpikat dari diskusi ini, ya!
4. Konfirmasi Akan Mendaftar ke Universitas (Jika Sudah Pasti)
Setelah melakukan diskusi dan kamu diterima oleh Profesor sebagai mahasiswa bimbingannya, kamu bisa menyampaikan niat untuk mendaftar ke program Master by Research atau Ph.D. di universitas tempat Profesor tersebut mengajar.
Dengan begitu, calon Profesormu akan memberikan surat tembusan (jika diperlukan) yang ditujukan ke administrator portal pendaftaran.
Selanjutnya, lakukan proses pendaftaran universitas seperti biasanya.
Nah, itulah cara mengirim Email ke Profesor luar negeri biar sat set daftar kampus dan dapat LoA.
Baca Juga Artikel Ini: Dua Cara Mendapatkan LoA Kampus Luar Negeri, Ini Infonya!
Siap-Siap Daftar Beasiswa Impianmu Bareng Kobi!
Profesor udah ACC, daftar universitas juga tinggal nunggu kepastian.
Eits, ada yang belum, yaitu kamu harus daftar beasiswa, Sob!
Yap, biaya kuliah di luar negeri itu enggak murah. Makanya, kamu harus cari beasiswa dan mulai persiapan dari jauh-jauh hari, bahkan sebelum kirim Email ke calon Profesor.
Tenang… Mentoring Kobi siap menemani sampai impian kamu terwujud!
Semua kebingunganmu terkait pendaftaran beasiswa dan study abroad akan dibantu penuh oleh Mentor berpengalaman.
Anti bingung-bingung lagi deh!
Jika belum berhasil, jangan langsung menyerah ya, Sob! Coba minta saran atau masukan dari Profesor yang sudah kamu hubungi, siapa tahu mereka bisa kasih rekomendasi Profesor lain yang cocok buat kamu.
Tetap semangat dan semoga berhasil, SoBi!
