Selagi jadi mahasiswa S1, kamu enggak hanya menimba ilmu, tapi juga penting banget mencari kesempatan buat mengembangkan diri. Yap! Misalnya, dengan ikutan program student study exchange ke luar negeri.
Melalui program exchange, kamu enggak di kelas aja, tapi juga kesempatan memperluas jaringan internasional. Plus, bisa bikin CV kamu jadi semakin keren!
Kira-kira progam exchange apa aja, ya, yang bisa dicoba anak S1? Intip informasinya, yuk!
Kamu Yakin Banget Kesempatan Program Study Exchange 2026 Ini Bakal Datang Dua Kali?
Kesempatan kayak gini tuh enggak selalu muncul dua kali, apalagi di masa kuliah yang waktunya terbatas. Sekali kamu lewatin, belum tentu ada momen serupa lagi. Mumpung masih ada waktu, kenali dulu berbagai programnya di bawah ini.
1. IISMA
Perkiraan Pendaftaran: Februari–Maret 2026
IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards) adalah program beasiswa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia untuk mahasiswa Indonesia yang ingin mencoba pengalaman belajar di universitas top dan industri terkenal di luar negeri.
Dengan IISMA, kamu berkesempatan kuliah di salah satu 100+ universitas mitra di seluruh dunia. Keren, kan?
Nah, di IISMA ada dua pilihan jalur, yaitu mahasiswa Sarjana dan mahasiswa Vokasi.
Kalau pilih jalur sarjana, selama satu semester, kamu akan mengambil sekitar tiga sampai empat mata kuliah sesuai minat sambil merasakan budaya negara tempat kamu belajar.
Sementara itu, buat mahasiswa vokasi, IISMA kasih kesempatan buat belajar sambil kerja di industri. Ada tiga skema yang bisa dipilih, yaitu full Magang, kombinasi Magang dan belajar di kelas, atau full di kelas.
Tertarik ikutan? Kamu harus di Semester 4 buat program Vokasi (D3) atau Semester 4 atau 6 buat program Sarjana (S1/D4).
Khawatir soal biaya? Tenang aja, IISMA menutupi semua kebutuhan selama studi, meliputi:
- Biaya pendaftaran ke kampus tujuan;
- Biaya pendidikan;
- Tiket pesawat pulang-pergi;
- Tunjangan hidup;
- Biaya visa;
- Biaya kedatangan di luar negeri;
- Biaya transportasi lokal;
- Asuransi kesehatan;
- Dana darurat.
Baca Juga Artikel Ini: 22 Beasiswa Fully Funded S1 Luar Negeri 2023-2024! Ada Beasiswa Incaranmu?
2. TF LEaRN National University of Singapore (NUS)
Perkiraan Pendaftaran: Juli 2026
Ikut belajar di National University of Singapore (NUS), yuk! Eitss… tapi bukan belajar di kelas, ya, melainkan belajar mengembangkan potensi diri dan berinteraksi antar budaya.
Yap! TF LEaRN NUS memberikan kesempatan bagi mahasiswa di Asia Tenggara untuk berkumpul di Singapura dan belajar bersama mengenai kepemimpinan serta membangun jaringan internasional.
Kegiatan utamanya, yaitu:
- Diskusi dan kunjungan ke berbagai tempat untuk mempelajari berbagai isu;
- Kegiatan lapangan, seperti penanaman pohon dan membersihkan pantai;
- Eksplorasi budaya lokal, seperti belajar tarian, musik, dan memasak;
- Pelajaran kepemimpinan dari para pemimpin berbagai industri, sekaligus mengunjungi perusahaan;
- Workshop tentang pemikiran masa depan serta kebijakan publik di NUS Lee Kuan Yew School of Public Policy.
Wih, seru banget, kan?
TF LEaRN NUS berlangsung tiga minggu di Kampus NUS, Singapura.
Nah, selama periode tersebut, kamu akan mendapatkan fasilitas, yaitu biaya program, akomodasi, serta tambahan dana S$1.500 (sekitar 17,4 juta rupiah) untuk tiket pulang-pergi dan biaya hidup di Singapura.
3. Hansen Leadership Institute
Deadline Pendaftaran: Januari 2026
Mau mengembangkan skill kepemimpinan di Amerika Serikat? Coba, deh, ikutan Hansen Leadership Institute Summer Exchange Program.
Program ini berlangsung selama tiga minggu di University of San Diego, California. Mahasiswa dari seluruh negara, termasuk Indonesia bisa mendaftar. Tenang… kamu enggak butuh skor IELTS buat mendaftar kegiatan ini, kok.
Melalui kegiatan ini, kamu bisa ikut kelas kepemimpinan dan menyelesaikan masalah-masalah serius terkait konflik dunia.
Enggak cuma itu, kamu juga akan diajak mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan menghadiri acara-acara keren di San Diego, California.
Hansen Leadership Institute menanggung biaya tiket pesawat, akomodasi, biaya visa, dan biaya program exchange.
4. Erasmus+
Pendaftaran: Tergantung universitas
Coba pengalaman kuliah di Eropa lewat program Beasiswa Erasmus+, yuk! Enggak cuma studi aja, tapi kamu juga bisa memeroleh pengalaman magang plus mengembangkan keterampilan komunikasi antar budaya.
Buat mendaftar program ini, perguruan tinggi tempatmu berkuliah harus bekerja sama dengan Erasmus+. Karena itu, proses pendaftaran dilakukan di masing-masing kampus dan prosedurnya mengikuti ketentuan kampus.
Jadi, untuk informasi pendaftarannya silakan menghubungi kampus masing-masing, ya!
Sebelum mendaftar, pastikan kamu sudah menyelesaikan minimal satu tahun studi, ya. Program study exchange akan berlangsung minimal 2 bulan dan maksimal 1 tahun.
Erasmus+ menanggung semua biaya kuliah, meliputi biaya pendaftaran, biaya ujian, serta biaya laboratorium dan perpustakaan. Kamu juga mendapatkan biaya perjalanan dan biaya hidup selama program berlangsung.
Baca Juga Artikel Ini: 10 Beasiswa S1 Luar Negeri Fully Funded 2024, Ada Incaran?
5. Global Undergraduate Exchange Program
Pendaftaran: November–Desember 2026
Anak S1 mau coba kuliah ke Amerika Serikat? Bisa! Ikutan Global Undergraduate Exchange Program (Global UGRAD) aja!
Global UGRAD adalah program student study exchange bagi mahasiswa sarjana internasional, termasuk Indonesia untuk berkuliah satu semester di universitas Amerika Serikat.
Kegiatan ini biasanya ditujukan untuk mahasiswa yang telah menyelesaikan setidaknya satu semester studi di universitas mereka dan belum lulus saat program dimulai.
Kamu bisa belajar tentang kehidupan masyarakat Amerika Serikat, budaya, institusi akademik, hingga berpeluang meningkatkan keterampilan profesional.
Beasiswa ini meliputi:
- Biaya kuliah;
- Biaya perjalanan;
- Akomodasi;
- Tunjangan bulanan;
- Tunjangan buku;
- Asuransi kecelakaan/kesehatan.
6. Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN)-PCMI
Pendaftaran: Tergantung provinsi
Eksplorasi budaya negara lain lewat PPAN-PCMI, yuk!
Program ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA), Dinas Pemuda dan Olahraga (DISPORA), serta Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI).
Melalui program ini, pemuda Indonesia berusia 18–30 tahun bisa mengikuti pertukaran budaya ke luar negeri secara gratis, lho!
PPAN-PCMI memiliki beberapa jenis program, yaitu:
- ASVI (ASEAN Students Visit India);
- AIYEP (Australia);
- IChYEP (China);
- IKYEP (Korea);
- IMYEP (Malaysia);
- SSEAYP (Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Program);
- SIYLEP (Singapore-Indonesia Youth Leadership Exchange Program).
Untuk mendaftar, kamu harus mengikuti proses seleksi yang terdiri dari tes budaya, bakat, psikotes, dan uji kelayakan.
Bila terpilih, kamu akan terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti kunjungan institusional, diskusi akademik dan politik, penampilan budaya, serta proyek sosial atau pengembangan masyarakat.
Enggak perlu khawatir soal biaya, Kemenpora dan pemerintah provinsi masing-masing menanggung biaya perjalanan, akomodasi, visa, serta keperluan lain selama exchange berlangsung.
7. Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI)
Perkiraan Deadline Pendaftaran Academic Fellowship: April 2026
YSEALI ditawarkan oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk pemuda Negara Asia Tenggara mengikuti program pertukaran pelajar, berupa:
- Short-term academic exchanges (academic fellowship);
- Professional development exchanges program (professional program);
- Workshop (regional workshop).
Buat kamu si anak S1, program yang tepat adalah academic fellowship. Kegiatan berlangsung selama lima sampai enam minggu.
Selama periode itu, kamu akan menjalani berbagai aktivitas, seperti kegiatan akademik di universitas AS, diskusi kelompok, aktivitas interaktif, proyek komunitas, dan presentasi budaya.
YSEALI terbuka untuk pemuda usia 18-35 tahun dari negara-negara Asia Tenggara. Mahasiswa dari berbagai semester atau bahkan lulusan baru boleh mengikuti program ini.
YSEALI menanggung seluruh biaya program, uang saku, tiket pesawat, akomodasi, asuransi kesehatan, dan visa.
8. Seoul National University (SNU) Student Exchange
Perkiraan Pendaftaran Musim Gugur: Februari 2026
Perkiraan Pendaftaran Musim Semi: Agustus 2026
Seoul National University (SNU) menawarkan program pertukaran pelajar bagi mahasiswa internasional, termasuk Indonesia untuk merasakan pengalaman belajar di kampus terbaik #1 di Korea Selatan.
Tapi, hanya mahasiswa Indonesia dari kampus mitra SNU aja yang bisa mendaftar, yaitu Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Eitss… jangan sedih dulu, mahasiswa kampus non-mitra juga bisa mendaftar via visiting program, kok. Hanya saja, kamu harus membayar biaya kuliah di SNU dan keperluan hidup secara mandiri.
Sementara mahasiswa dari kampus mitra cukup membayar kuliah di asal kampusnya saja.
Mahasiswa pertukaran dapat memeroleh maksimum 12 kredit per semester. Kredit tersebut bisa ditransfer ke universitas asal setelah program selesai.
Program pertukaran di SNU umumnya terbuka untuk mahasiswa yang telah menyelesaikan setidaknya satu tahun studi di universitas asal mereka sebelum berpartisipasi dalam program pertukaran.
Nah, itulah dia program student study exchange buat anak S1. Kamu mau ikut yang mana, nih?
Mulai persiapan dari sekarang, yuk! Semoga berhasil meraih impianmu, SoBi!
Baca Juga Artikel Ini: 4 Beasiswa S1 Luar Negeri Full Korea Selatan, Yuk Merapat!
Udah Ngincer Program Student Exchange Tapi Yakin Sudah Tahu Cara Tembusinnya?
Banyak mahasiswa S1 pengen banget ikut program student exchange, tapi yang berhasil tuh cuma segelintir. Kenapa? Karena enggak semua siap dari awal, mulai dari mental, strategi, sampai relasi.
Nah, biar enggak cuma jadi penonton temen yang berangkat ke luar negeri, kamu mesti tahu cara mainnya.
Di bawah ini, MinBi udah siapin 8 tips daging banget buat bantu kamu tembus program study exchange S1.
Yuk, baca satu-satu, siapa tahu ini yang selama ini kamu butuhin!
1. Tunjukin Academic Record Yang Konsisten
Kalau nilai akademik kamu asal-asalan, program exchange bakal skip kamu cepat-cepat, lho.
Nah, bukan berarti harus selalu IPK 4.0, tapi konsistensi itu yang jadi pertimbangan. Tunjukin kamu bisa jaga performa dari semester ke semester.
Nilai yang stabil nunjukin tanggung jawab dan kedewasaan kamu sebagai pelamar. Apalagi kalau kamu ambil mata kuliah yang relevan sama tujuan exchange-mu, makin menarik deh.
Jangan nunggu semester akhir baru ngejar nilai, ketinggalan start itu nyesek banget. So, mulai seriusin dari sekarang, ya!
2. Punya Alasan Personal Yang Kuat
Orang yang niat banget tuh kelihatan, dan itu enggak bisa dimanipulasi. Nah, di seleksi exchange, panelis itu cari yang beneran punya motivasi kuat, bukan yang ikut-ikutan.
Ceritain kenapa kamu pengen ke negara tertentu, apa yang kamu cari, dan apa yang pengen kamu bawa pulang.
Cerita yang relatable itu powerful, apalagi kalau nyambung ke pengalaman pribadi kamu. Bikin mereka merasa, “Wah, anak ini bakal maksimal kalau dikasih kesempatan.”
Jadi, gali alasan terdalam kamu, jangan asal nyusun jawaban template, ya!
3. Aktif Ikut Organisasi atau Kegiatan Kampus
Duh, jangan cuma kuliah-pulang-nugas doang, ya. Kampus itu tempat latihan kepemimpinan, komunikasi, dan kerja tim yang semuanya dicari di program exchange.
Kamu enggak harus jadi Ketua BEM, tapi aktif di UKM, volunteer, atau komunitas juga ngaruh banget.
Tunjukin kamu bisa beradaptasi, punya empati, dan enggak takut tantangan baru. Kalau kamu pasif di kampus sendiri, gimana nanti survive di negara orang? Nah lho! Jadi yuk, mulai ambil peran dari sekarang, sekecil apa pun itu.
4. Jago Bikin CV dan Motivation Letter Yang Ngena
Ini nih yang sering disepelekan padahal fatal. Motivation letter kamu jangan kayak daftar riwayat hidup ya, panitia maunya tahu siapa kamu, bukan apa yang kamu pernah ikutin doang.
CV juga harus clean, relevan, dan nggak bertele-tele. Gunakan kalimat aktif dan tonjolkan pengalaman yang nyambung ke program exchange. Kalau perlu, minta feedback ke senior atau Mentor.
Ingat, ini surat pertama yang bikin mereka mau baca lebih lanjut atau langsung skip. Sayang banget kan kalau gagal gara-gara dokumen, duh!
5. Rajin Riset Program dan Universitas Tujuan
Kalau kamu aja enggak ngerti programnya ngapain, gimana meyakinkan mereka kamu layak?
Banyak yang asal daftar tanpa tahu visi-misi, syarat khusus, atau bahkan struktur kurikulumnya.
Padahal, riset detail bisa bantu kamu nyusun jawaban yang spesifik dan meyakinkan. Misalnya kamu tahu universitas A punya lab riset soal sustainability, kamu bisa kaitin itu ke passion kamu.
Nah, makin nyambung makin credible, lho. Jadi jangan malas buka-buka situs resminya dan baca sampai tuntas, ya!
6. Bangun Relasi Dengan Alumni atau Awarsee
Enggak bisa dipungkiri, insight dari orang yang udah pernah jalanin itu priceless banget. Kamu bisa dapet info dalam yang enggak ada di web resmi kayak budaya kampus, tantangan adaptasi, atau tips lolos interview.
Coba deh cari alumni lewat LinkedIn, komunitas kampus, atau seminar online. Jangan malu buat ngobrol, asal sopan dan tulus.
Kadang dari ngobrol gitu kamu bisa nemu celah buat strategi daftar yang lebih tajam. Jadi, bangun relasi itu bukan cari shortcut, tapi cara cerdas buat nyiapin diri lebih matang.
7. Siapin Mental Buat Keluar Dari Zona Nyaman
Ini bukan liburan, ya, jadi siap-siap aja bakal ada momen capek mental. Mulai dari culture shock, adaptasi bahasa, sampai homesick itu semua nyata dan harus kamu antisipasi. ‘
Makanya, tunjukin kamu tahan banting dan terbuka buat belajar hal baru. Bisa lewat cerita kamu pernah survive di situasi asing atau pernah handle tanggung jawab besar.
Panelis suka banget sama yang udah terbukti tangguh. Nah, jangan cuma jual mimpi “pengen ke luar negeri”, tapi jual juga daya juang kamu.
8. Jangan Nunggu Momen Yang Pas Banget
Kamu nunggu apa sih? Semester depan? IPK naik dulu? TOEFL selesai dulu? Duh, kalau nunggu semua sempurna, kamu bakal kelewat banyak kesempatan.
Justru apply dulu bisa jadi ajang belajar dan evaluasi diri. Banyak awardee yang baru tembus di percobaan kedua atau ketiga.
Yang penting kamu gerak dan terus upgrade diri. Jadi daripada cuma bilang “aku pengen banget ikut exchange,” mending ubah jadi “aku udah mulai langkah pertamanya.”
Yuk, berani mulai hari ini juga!
Kamu Mau Jadi Yang Nyesel Karena Telat Nyicil Persiapan?
Udah baca semua program student exchange 2026 buat anak kuliah S1, kan? Nah, dari situ kelihatan banget kalau persiapan Bahasa Inggris tuh bukan sekadar nilai tambah tapi modal utama buat bisa bersaing.
Karena banyak program cari kandidat yang udah siap komunikasi global, makin cepat kamu belajar IELTS, makin pede juga buat daftar.
Buat yang masih SMA, Kelas 10 itu momen emas buat mulai, biar pas kuliah nanti tinggal fokus ke strategi dan seleksi. Soalnya, yang unggul tuh bukan yang nunggu sempurna, tapi yang rajin nyicil dari awal.
Nah, kalau kamu pengen belajar IELTS All Skills dari basic, listening, reading, writing, speaking, coba deh ikut IELTS Prime Class dari Kobi Education.
Program ini intensif selama 5 bulan, dengan materi Level A1-B2 (basic to intermediate), lengkap sama 2x IELTS Prediction Test dan 2x Progress Test buat pantau progres kamu.
Ada juga akses seumur hidup ke Kobi E-Learning yang isinya ratusan bank soal, plus materi PDF/PPT yang bisa diulang kapan aja.
Belajarnya bisa online atau offline (khusus kamu yang tinggal sekitar Jakarta).
Masih bingung mulai dari mana? Yuk cek placement gratis-nya dulu biar tahu kamu cocok mulai dari level mana!
Gas dari sekarang biar nanti tinggal panen hasilnya!