Kisah Awardee Beasiswa LPDP Yang Bisa Jadi Motivasi Kamu!

Merasa pesimis karena kamu gagal LPDP? Yuk ini berbagai kisah Awardee Beasiswa LPDP supaya bikin kamu jadi lebih termotivasi lagi!

Share:

kobi education-kisah awardee beasiswa lpdp-gambar panah ke atas dengan tulisan sukses di papan tulis

Mau kuliah di luar negeri dengan Beasiswa LPDP, tapi merasa ragu atau takut gagal? Kalau kamu masih merasa pesimis, coba dengar kisah AwardeeBeasiswa LPDP yang bisa jadi sumber inspirasi.


Dibalik kesuksesan mereka mendapat pendanaan dari LPDP, ada perjuangan yang enggak mudah, lho. Mulai dari menyiapkan berkas pendaftaran sampai akhirnya berhasil menginjakkan kaki di universitas impian.


Penasaran dengan cerita mereka? Simak kisahnya di artikel ini, yuk!

Kisah Awardee Beasiswa LPDP

Kisah dari pada Awardee LPDP ini dijamin menyentuh hati dan membuat kamu semakin termotivasi. Intip cerita mereka, yuk!

1. Kak Sati, Dari Desa ke Kampus Top UK

Kak Satiul Komariah, Awardee LPDP di University of Bristol, lahir di sebuah desa di Kabupaten Demak. Tinggal di desa sering membuat ia mendengar kalimat, Perempuan enggak usah sekolah tinggi-tinggi, entar juga di dapur.


Untungnya, keluarga Kak Sati sangat mendukung impiannya lanjut S2 di luar negeri. Meski saat itu, ia belum tahu bagaimana caranya agar mimpi itu tercapai.


Menjelang kelulusan SMA, ia mencoba daftar universitas negeri, mulai dari jalur undangan, tes, dan seleksi mandiri. Tapi, semuanya gagal.


Sempat putus asa dan hampir menunda berkuliah, akhirnya ia memutuskan daftar kampus swasta di Universitas Islam Agung. Ia bertekad mendapatkan beasiswa dan kerja
part-time untuk menambah biaya kuliah.


Selama berkuliah, ia aktif mengikuti berbagai kegiatan, seperti ikut seminar kuliah ke luar negeri, jadi ketua BEM, gabung
volunteer, sampai ikut konferensi internasional ke Thailand.


Enggak bisa langsung daftar S2 karena kendala biaya, setelah lulus S1, Kak Sati memutuskan bekerja sambil persiapan beasiswa.


Setelah seharian bekerja, ia mempersiapkan segala keperluan beasiswa, terutama IELTS.

Satu tahun persiapan, Kak Sati mendaftar LPDP tahun 2019. Tapi, ia gagal di percobaan pertama.


Ia terlalu fokus mempersiapkan berkas, sampai lupa memperbanyak latihan untuk sesi wawancara. Belajar dari kesalahan, ia mematangkan persiapannya.


Hasilnya? Kak Sati lolos Beasiswa LPDP di dua kampus, yaitu
Seoul National University (SNU) dan University of Bristol


Akhirnya, ia memilih Master of English Comparative Literature and Culture di University of Bristol, Inggris Raya.


Setelah lulus tahun 2023 lalu, ia kembali ke Indonesia dan berkontribusi di bidang pendidikan dengan bekerja sebagai Guru dan Dosen di Jakarta. Kak Sati juga kerja
part-time sebagai IELTS tutor di Kobi Education, lho!


Jangan menyerah saat melewati proses mempersiapkan beasiswa. Nikmati setiap prosesnya,” ujar Kak Sati, dikutip dari Instagram Kobi Education.

2. Kak Ira, Mantan SPG Chicken Nugget Yang Kuliah di Stanford

Kak Irawati Puteri, Awardee LPDP 2022 di Stanford University, berasal dari keluarga sederhana. Orang tuanya bekerja sebagai buruh serabutan.


Sadar kalau pendidikan itu penting, orang tua Kak Ira menyekolahkannya di salah satu SMA terbaik di Jakarta dengan mengajukan keringanan.


Untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari dirinya dan keluarga, ia bekerja sambilan dan ikut berbagai perlombaan sejak masih sekolah. Ia pernah menggeluti berbagai pekerjaan, seperti SPG F
reelance Chicken Nugget, jadi Guru Les, Jurnalis untuk majalah yayasan, dan lain-lain.


Hadiah dari lomba ia pakai untuk mendaftar ujian masuk kampus. Kak Ira berhasil lolos di Fakultas Hukum, Universitas Indonesia. 


Belajar sambil bekerja masih terus ia tekuni selama di bangku kuliah. Menjelang semester akhir, ia mendapatkan tawaran bekerja penuh waktu di sebuah firma hukum di Jakarta.


Memulai karir lebih awal sangat membantunya menjadi penopang keluarga. Kondisi finansial keluarganya menjadi lebih baik. Ia mampu menguliahkan adiknya dan membangun rumah untuk orang tuanya.


Pada titik ini, Kak Ira bahkan bisa mendirikan Estafet Kebaikan untuk membantu anak jalanan dan kaum marjinal lainnya di Indonesia. 


Merasa termotivasi dari para seniornya yang lanjut S2, ia merasa perlu buat
upgrade pengetahuan. Apalagi ia menemukan berbagai isu hukum dan pendidikan dalam pekerjaan yang multidisipliner.


Atas pertimbangan itu, ia mulai berburu kampus dan beasiswa. Pengalamannya ikut lomba sana-sini, mendirikan kegiatan sosial, dan sejumlah kegiatan lainnya menjadi modal berharga.


Kak Ira memutuskan buat daftar Beasiswa LPDP, tanpa daftar kampus. Ia dinyatakan lolos beasiswa pada pertengahan tahun 2022 dan mulai daftar kampus di Amerika Serikat.


Kak Ira berhasil lolos di 9 kampus top dunia yang terkenal susah ditembus, lho, yaitu:

    • Stanford University (Law School and Graduate School of Education);
    • Harvard University;
    • Columbia University;
    • University of Michigan;
    • New York University;
    • University of California, Berkeley;
    • Cornell University;
    • University of Pennsylvania;
    • University of Chicago.


Kak Ira memutuskan memilih Stanford Law School – Law, Science, and Technology


Ia bercita-cita membangun kebijakan hukum terkait ekosistem digital yang kondusif untuk mengembangkan
government technology agar memperluas kebermanfaatan untuk masyarakat di wilayah terpencil dan tertinggal.


Everything takes time, but it is certainly possible. Jangan tunggu sampai sempurna dan keburu pesimis melihat masa depan yang masih jauh. Kasih yang terbaik untuk menghadapi hari demi hari. Pelan-pelan, satu persatu,” pesan Kak Ira, dikutip dari Instagram Kobi Education.

3. Kak Haris, Berhasil Lolos LPDP dan Mendapat 11 LoA

Kak Haris Hendrik, Awardee LPDP di Imperial College Business School UK, terlahir dari ayah seorang Security dan ibu enggak tamat SD. Tapi, itu enggak jadi penghalang buat meraih pendidikan tinggi.


Sejak kecil, ayahnya keras banget menyuruh belajar Bahasa Inggris. Setiap jam 8 malam, ia wajib baca buku selama satu jam. Pagi sekolah, siang-sore madrasah, sore-maghrib belajar Bahasa Inggris/karate, malam belajar.


Kegiatan super padat itu bikin Kak Haris bertanya-tanya, kenapa ia enggak diizinkan main kayak teman-teman seusianya. Sampai akhirnya ia sadar kalau kegiatan-kegiatan itu agar nasibnya lebih baik dari ayahnya.


Kak Haris sudah bermimpi jadi A
wardee LPDP sejak kelas 11 SMA, lho! Karena LPDP hanya untuk Jenjang S2/S3, setelah lulus SMA ia merantau dari Pekanbaru untuk studi S1 Kehutanan di UGM.


Selama kuliah, dia aktif mengumpulkan portofolio buat LPDP, seperti:

    • Mendirikan Lensa Pendidikan, yayasan sosialnya sendiri;
    • Ikut Academic Fellowship Program Young Southeast Asia Leadership Initiative (YSEALI) Fall 2021;
    • Ikut seleksi mahasiswa berprestasi dan berhasil meraih gelar runner-up.


Menjelang kelulusan, ia sempat galau antara lanjut kuliah atau bekerja dulu. Karena merasa salah jurusan saat S1, akhirnya ia memutuskan bekerja dulu di bidang berbeda dari jurusan kuliah, sambil cari-cari bidang buat lanjut S2.


Setelah bekerja hampir 1,5 tahun bekerja sebagai Business Development Analyst, ia mulai merasa cocok dan tertarik hingga akhirnya memilih bisnis sebagai tujuan kuliah S2.


Ia mulai persiapan daftar LPDP sembari bekerja. Setelah pulang kerja, ia harus ikut kelas IELTS dari jam 8-9 malam. Lanjut lagi jam 11-2 malam buat latihan. Belum lagi harus persiapan dokumen lain. Intinya, pintar-pintar curi waktu.


Hasilnya? Kak Haris berhasil lolos LPDP dan mendapatkan LoA dari 11 kampus top dunia, yaitu:

    • Imperial College London;
    • University College London;
    • The University of Manchester;
    • The University of Warwick;
    • University of Glasgow (dapat dua jurusan);
    • Australian National University;
    • University of Birmingham;
    • University of Seville;
    • University of Leeds;
    • Durham University.


Kak Haris memutuskan memilih Jurusan Innovation, Entrepreneurship, and Management di Imperial College London.


For your information
, Imperial College London menduduki peringkat #3 kampus terbaik di UK dan peringkat #6 di dunia, lho!


Setelah lulus, ia berencana untuk berkarier sebagai Business Consultant di perusahaan atau kementerian untuk formulasi kebijakan UMKM. Ia juga ingin mendirikan Consulting Firm yang fokus mengembangkan UMKM lokal di Indonesia agar bisa
go digital.


You have your own journey, go get your dreams,” kata Kak Haris, seperti dikutip dari Instagram Kobi Education.


Nah, itu dia beberapa kisah
awardee beasiswa LPDP. Semoga bisa jadi penyemangat buat kamu yang lagi berjuang, ya!


Siapa, nih, yang mau nyusul mereka kuliah ke luar negeri dengan beasiswa dari LPDP? Segera lengkapi syarat pendaftarannya, yuk!


Semoga berhasil meraih impianmu, SoBi!

Daftar Isi

Rekomendasi Artikel

Bingung Persiapan Study Abroad Mulai Dari Mana?

Sini Kobi temenin kamu #KejarBareng kampus dan beasiswa impianmu!

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?

Ingin up to date dengan artikel terbaru Kobi? Yuk subscribe sekarang 👉

Cek privacy policy disini